Tag: Besar

UNIB Tambah 10 Guru Besar, Dikukuhkan Serentak Oleh Rektor

JUMLAH Guru Besar bergelar professor di Universitas Bengkulu meningkat signifikan di penghujung tahun 2023 ini, menjadi whole 68 orang dengan berbagai spesialisasi keilmuan. Hal ini setelah UNIB melakukan pengukuhan 10 orang Guru Besar secara serentak, di Gedung Serba Guna (GSG) UNIB, Kamis (14/12/2023).

Ketua Senat Universitas Bengkulu Prof. Safnil, ketika membukan rapat terbuka.(foto:hms1)

Pengukuhan 10 Guru Besar baru ini dilaksanakan dalam rapat senat terbuka yang dibuka oleh Ketua Senat Universitas Bengkulu, Prof. Safnil, M.Pd, Ph.D, dan dihadiri ratusan undangan dari berbagai unsur, termasuk keluarga dan kolega para Guru Besar. Pengukuhan sendiri dilakukan langsung oleh Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, dan disiarkan secara lives streaming pada chanel Youtube Universitas Bengkulu.

Para Guru Besar yang dikukuhkan duduk sejajar dengan ketua senat dan rektor.(foto:hms1)

Ke 10 Guru Besar ini, yaitu  : Prof. Ashar Muda Lubis, S.Si, M.Sc, Ph.D, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fisika Kebumian pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA); Prof. Dr. Dra. Muria Herlina, M.Kes, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); dan Prof. Dr. Ir. Dwatmadji, M.Sc, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Ternak Potong Fakultas Pertanian (FP);

Prof. Ashar Muda Lubis dan Prof. Muria Herlina ketika menyampaikan orasi ilmiah.(foto:hms1)

Berikutnya, Prof. Dr. Roosemarina Anggraini Rambe, S.E, M.M, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB); Prof. Agustin Zarkani, S.P, M.Si, Ph.D, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hama Tanaman (Entomologi) Fakultas Pertanian (FP); dan Prof. Dr. Dra. Dian Eka Chandra, M.Pd, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP);

Prof. Dwatmadji dan Prof. Roosemarina Anggraini Rambe ketika menyampaikan orasi ilmiah.(foto:hms1)

Selanjutnya, Prof. Dr. Drs. Rizwar, M.S, dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Biologi Lingkungan (Ekologi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA); Prof. Drs. Agus Susanta, M.Ed, Ph.D, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP); Prof. Dr. Ir. Reny Herawati, M.P, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian (FP); dan Prof. Dr. Marlin, M.Sc, yang juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian (FP).

Prof. Agustin Zarkani dan Prof. Dian Eka Chandra ketika menyampaikan orasi ilmiah.(foto:hms1)

Sebelum dikukuhkan, terlebih dulu dilakukan pengenalan singkat terhadap masing-masing Guru Besar dengan pembacaan curriculum vite para Guru Besar oleh dekan masing-masing fakultas yang terkait. Kemudian, pemutaran video singkat tentang perjalanan hidup masing-masing Guru Besar, serta penyampaian Orasi Ilmiah oleh para Guru Besar.

Prof. Rizwar dan Prof. Agus Susanta ketika menyampaikan orasi ilmiah.(foto:hms1)

Orasi Ilmiah pertama disampaikan Prof. Ashar Muda Lubis, dengan judul orasi “Peran Fisika Kebumian Dalam Ekplorasi Potensi Sumber Daya Alam Abiotik Di Daerah Again-ARC Basin Sumatera.” Berikutnya, orasi ilmiah oleh Prof. Muria Herlina, dengan judul “Kinerja Akademik Dan Lingkungan Sosial Remaja Perokok di Kota Bengkulu Indonesia : Pendekatan Combined Analysis.”

Prof. Reny Herawati dan Prof. Marlin ketika menyampaikan orasi ilmiah.(foto:hms1)

Kemudian, orasi ilmiah oleh Prof. Dwatmadji, dengan judul  “Sistem Integrasi Kelapa Sawit – Ternak (SISNAK) Untuk Meningkatkan Ketersediaan Daging Nasional Yang Berkelanjutan.” Disusul orasi olmiah oleh Prof. Roosemarina Anggraini Rambe, dengan judul “Efisiensi Belanja Pemerintah Daerah di Indonesia.”

Rektor ketika mengucapkan kata-kata pengukuhan kepada 10 Guru Besar UNIB yang baru.(foto:hms1)

Selanjutnya, orasi ilmiah disampaikan oleh Prof. Agustin Zarkani, dengan judul “Spesies Baru dan Spesies Rekam Baru Serangga Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) di Indonesia.” Dilanjutkan orasi ilmiah oleh Prof. Dian Eka Chandra Wardhana, dengan judul “Merajut Bahasa Indonesia Untuk Bahasa Indonesia Di Masa Depan.” Dan Prof. Rizwar, dengan judul orasi “Kajian Gangguan Eksternal Pada Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Bengkulu Utara – Mukomuko dan Suaka Margasatwa Padang Sugihan Sumatera Selatan.

Didampingi Ketua Senat, Rektor memasangkan samir dan kalung kehormatan Guru Besar kepada Prof. Ashar Muda Lubis dan Prof. Muria Herlina.(foto:hms1)

Berikutnya lagi, orasi ilmiah oleh Prof. Agus Susanta, dengan judul “Activity Matematika Berbasis Konteks Lokal dalam Menunjang Kemampuan Literasi Siswa sebagai Tuntutan Abad 21.” Prof. Reny Herawati, menyampaikan orasi berjudul “Aplikasi Bioteknologi Dalam Perakitan Varietas Padi Gogo.” Serta, Prof. Marlin, menyampaikan orasi dengan judul “Pemanfaatan Marka Genomik dan Metabolomik dalam Perkaitan Benih Unggul Bawang Merah.”

Rektor memasangkan samir dan kalung guru besar kepada Prof. Dwatmadji dan Prof. Roosemarina.(hms1)

Setelah para Guru Besar menyampaikan orasi ilmiah yang masing-masing berdurasi 10-15 menit, baru kemudian pengukuhan dilakukan. Kata-kata pengukuhan diucapkan oleh Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri didampingi Ketua Senat UNIB Prof. Safnil, dilanjutkan pemasangan Samir dan Kalung Tanda Kehormatan Guru Besar kepada masing-masing professor.

Setelah dikukuhkan dan mengenakan atribut Guru Besar, ke 10 profesor menyanyikan lagu “Padamu Negeri” secara bersama-sama. Acara ini dikahiri dengan pemberian ucapan selamat dan swafoto bersama.[Penulis : Purna Herawan/Humas].

Rektor memasangkan samir dan kalung kepada Prof. Agustina Zarkani dan Prof. Dian Eka Chandra.(hms1)
Rektor memasangkan samir dan kalung kepada Prof. Rizwar dan Prof. Agus Susanta.(foto:hms1)
Rektor memasangkan samir dan kalung kepada Prof. Reny Herawati dan Prof. Marlin.(foto:hms1)
10 Guru Besar foto dengan Ketua Senat dan Rektor serta menyanyikan lagu Pada Mu Negeri.(hms1)
Ketua Senat Universitas Bengkulu ketika menutup Rapat Senat Paripurna Terbuka.(foto:hms1)
Rektor dan Ketua Senat foto bersama dengan para Guru Besar dan para undangan.(foto:hms1)

10 Guru Besar Dikukuhkan, Rektor : UNIB Semakin Cemerlang

ACARA pengukuhan 10 Guru Besar di Gedung Serba Guna (GSG) UNIB, Kamis (14/12/2023), berlangsung tertib dan hikmat, tanpa kendala berarti. Selain mendengarkan orasi ilmiah yang disampaikan masing-masing Guru Besar, pada acara ini juga mendengarkan sambutan Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc yang memberikan apresiasi kepada Guru Besar yang dikukuhkan.

Rektor, Ketua Senat beserta 10 Guru Besar yang akan dikukuhkan memasuki GSG UNIB.(foto:hms1)

Mengawali pidatonya, Rektor berpantun “Ke pantai melihat lumba lumba, Cuaca panas sangat lah gerah; Hari ini, saya sangat berbahagia, guru besar kampus kita makin bertambah,” ucap Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Dikatakan Rektor, kita semua sivitas akademika UNIB patut bersyukur, sebab hari ini kita tidak hanya merayakan pengukuhan Guru Besar, tetapi juga merayakan bersama keberhasilan kolektif dalam meningkatkan martabat akademik, intelektual, dan prestasi, yang menjadikan Universitas Bengkulu semakin cemerlang di panggung nasional dan internasional.

Rektor menyampaikan pidato dan memberikan apresiasi kepada 10 Guru Besar yang dikukuhkan.(hms1)

Kemudian, dengan penuh hormat dan bangga, Rektor mengucapkan terima kasih kepada para Profesor yang dikukuhkan hari ini. Sebab, mereka adalah pilar-pilar ilmu pengetahuan yang tumbuh dan berkembang di Universitas Bengkulu. Gelar Profesor bukanlah semata kata, melainkan simbol dari perjalanan panjang, pengorbanan tanpa batas, dan ketekunan yang mengantarkan mereka pada puncak keilmuan.

“Karena itu, kita patut berbangga memiliki sepuluh sosok luar biasa yang hari ini mengukuhkan diri sebagai Guru Besar, menorehkan prestasi gemilang dalam perjalanan akademik mereka. Selamat kepada para Guru Besar atas pencapaian gemilang ini,” tutur Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Rektor didampingi Ketua Senat Universitas mengucapkan kata-kata pengukuhan Guru Besar.(hms1)

Rektor juga menjelaskan, pengukuhan Guru Besar adalah momen yang penuh makna, bukan sekadar upacara formal. “Hari ini, kita bersukacita merayakan capaian gemilang Universitas Bengkulu yang telah melahirkan sejumlah ahli berdedikasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Dengan kehadiran sepuluh Guru Besar baru ini kata Rektor, Universitas Bengkulu semakin berkilau, mencapai prestasi luar biasa dengan 68 Profesor yang tak hanya menggenggam gelar akademis tertinggi, tetapi juga memimpin dengan visi positif yang menginspirasi.

Rektor ketika menyampaikan makna pengukuhan Guru Besar. (foto:hms1)

Dijelaskan, puncak perjalanan seorang dosen tampak dalam dua simbol penting : gelar Doktor sebagai prestasi pendidikan tertinggi dan pangkat Profesor sebagai puncak keilmuan. Kesepuluh profesor yang dikukuhkan hari ini telah membuktikan dedikasi melalui penelitian mendalam dan pengabdian masyarakat.

“Kita penuh harap menyambut kehadiran Guru Besar baru, yang tidak hanya membawa cahaya baru dalam dunia akademik, tetapi juga menjadi sumber inspirasi tak terhingga bagi mahasiswa, serta pendorong pertumbuhan intelektual yang membanggakan di kampus ini,” papar Dr. Retno.

Kemudian kata Rektor, kepada para Guru Besar yang baru, harapan kami ialah agar ilmu pengetahuan yang kalian miliki tak sekadar menjadi kekayaan pribadi, melainkan menjadi sumber kontribusi yang nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan, lingkungan, dan masyarakat.

Rektor ketika menyampaikan harapan kepada para Guru Besar yang dikukuhkan.(foto:hms1)

Dengan penuh keyakinan, mari kita bersama-sama merealisasikan visi dan misi Universitas Bengkulu, menjadi pusat keunggulan ilmu pengetahuan yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Sebagai insan akademik, tanggung jawab besar kita adalah berbakti pada masyarakat.

Keberhasilan seorang Guru Besar tak hanya dinilai dari jumlah artikel atau penelitian, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkan untuk kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita persembahkan kontribusi terbaik kita untuk mengatasi tantangan zaman dan memberikan solusi demi keberlanjutan ilmu pengetahuan.

“Izinkan saya membagikan kata mutiara yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua, Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia, kata Nelson Mandela. Semoga semangat ini mendorong kita semua untuk menjunjung tinggi nilai pendidikan dan terus berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan,” ucap Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya menutup sambutannya dengan sebuah pantun :

“Terbang ke Irian jaya, Transit di Palu, Ke Puncak Jaya, jalannya panjang dan berliku. Selamat dikukuhkannya, para guru besar yang baru, Tetap berkarya, membangun Universitas Bengkulu,” demikian Rektor.

Rektor dan Ketua Senat foto bersama dengan 10 Guru Besar yang telah dikukuhkan.(foto:hms1)

Diberitkan sebelumnya, Universitas Bengkulu telah menambah 10 Guru Besar sehingga whole Guru Besar di UNIB saat ini sebanyak 68 profesor. Ke 10 Guru Besar baru ini merupakan sosok-sosok inspiratif yang mewakili keberagaman dan keunggulan di berbagai bidang ilmu di Universitas Bengkulu.

Rektor dan Ketua Senat menutup rangkaian acara dengan foto bersama dengan seluruh undangan.(hms1)

Kesepuluh Guru Besar yang dikukuhkan yaitu : Prof. Ashar Muda Lubis, S.Si, M.Sc, Ph.D, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Fisika Kebumian pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA); Prof. Dr. Dra. Muria Herlina, M.Kes, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); dan Prof. Dr. Ir. Dwatmadji, M.Sc, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Ternak Potong Fakultas Pertanian (FP);

Foto bersama dengan Prof. Ashar Muda Lubis dan istri, serta Prof. Muria Herlina dan suami.(foto:hms1)

Berikutnya, Prof. Dr. Roosemarina Anggraini Rambe, S.E, M.M, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB); Prof. Agustin Zarkani, S.P, M.Si, Ph.D, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hama Tanaman (Entomologi) Fakultas Pertanian (FP); dan Prof. Dr. Dra. Dian Eka Chandra, M.Pd, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP);

Foto bersama dengan Prof. Dwatmadji dan istri, serta Prof. Roosemarina beserta suami dan anak.(hms1)

Selanjutnya, Prof. Dr. Drs. Rizwar, M.S, dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Biologi Lingkungan (Ekologi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA); Prof. Drs. Agus Susanta, M.Ed, Ph.D, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP); Prof. Dr. Ir. Reny Herawati, M.P, sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian (FP); dan Prof. Dr. Marlin, M.Sc, yang juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian (FP). Selamat ! [Penulis : Purna Herawan/Humas].

Foto bersama dengan Prof. Agustin Zarkani dan istri, serta Prof. Dian Eka Chanra dan suami.(foto:hms1)
Foto dengan Prof. Rizwar beserta istri dan anak-anak, serta Prof. Agus Susanta beserta keluarga.(foto:hms1)
Foto dengan Prof. Reny Herawati beserta suami dan anak-anak, serta Prof. Marlin dan suami.(hms1)

Duta Besar Inggris Kunjungi UGM

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic James Robert Jermey CVO OBE, melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada. Kunjungan diterima Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., dengan didampingi beberapa pimpinan fakultas di lingkungan UGM.

Turut serta dalam rombongan Duta Besar Inggris, Juliana Ritcher (Wakil Kepala Kota Kedua), Melisa Kusuma (Regional Outreach Supervisor Jawa Tengah & Yogyakarta), Faye Belnis (Juru Bicara), dan Bianka Syarief (Tim Media & Komunikasi).

Disamping memperkenalkan diri sebagai Duta Besar baru untuk Indonesia dan Timor Leste, kunjungan diisi dengan diskusi mengenai kerja sama yang ada dan kemungkinan memajukan pendidikan dan penelitian potensial antara universitas/institusi di Inggris dan UGM.

“UGM dan institusi-institusi di Inggris telah menjalin kerja sama cukup lama, dimulai sekitar tahun 2006. UGM telah mengembangkan kemitraan dengan berbagai jenis institusi, seperti universitas, lembaga penelitian, dan badan pemerintah, bahkan ikut serta dalam pembentukan Konsorsium Ilmu Interdisipliner Inggris-Indonesia (UKICIS) pada tahun 2020-2021,” ujar Dominic James Robert di Ruang Rektor UGM, Jumat (17/11).

Dia menuturkan UGM melalui para penelitinya juga rutin terlibat dalam penelitian bersama dengan universitas-universitas di Inggris dan menerima dana penelitian dari International Challenges Analysis Fund (GCRF), Analysis England, British Council’s Going International Partnerships, dan lain-lain.

Dominic mengakui pasca kunjungan Rektor ke Inggris pada Juni 2023, UGM dan beberapa perguruan tinggi penerima kunjungan delegasi telah bekerja sama melaksanakan rencana kegiatan seperti Double Diploma. Termasuk mencari pendanaan melalui LPDP, melakukan pertukaran pelajar, dosen tamu, serta melakukan penelitian bersama, mentoring dan lain-lain.

Pasca kunjungan ini, UGM akan mengirimkan dua delegasi yaitu Prof. Kuwat Triyana dan Prof. Gandes Retno Rahayu ke UK dalam rangka Indonesia Greater Schooling Discussion board atau Joint Working Group (JWG-UK) di Edinburgh pada 19-24 November 2023. Pada discussion board tersebut, Prof. Gandes akan menjadi pembicara salah satu sesi bertajuk Transnational Schooling (TNE) dengan menghadirkan kolaborasi riset UGM dan Anglia Ruskin College bertajuk “Transnational Schooling in Medical Competencies for Future Nurses in the UK and Indonesia (TNE Nurse UKIND)”, yang didanai oleh Going International British Council Hibah Kemitraan.

Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, mengatakan kunjungan Duta Besar Inggris  ke UGM dimaksudkan ingin memperkuat kerja sama yang telah berlangsung selama ini. Berbagai bentuk kerja sama telah dilakukan UGM dengan beberapa perguruan tinggi di Inggris.

“Salah satu yang dibahas dan kita perbincangkan menyangkut isu lingkungan. Bagaimanapun berbagai pemikiran dan penelitian-penelitian tentang lingkungan hidup sangat penting dan itu sesuai dengan renstra UGM,” ucapnya.

Wening menyatakan sebagai perguruan tinggi, UGM memiliki mandat untuk menjaga keberlangsungan tidak hanya manusia tetapi alam. Keberlanjutan antara manusia dan alam harus menjadi bagian dari pendidikan di UGM.

“Kalau alam dan manusia berkelanjutan maka hidup kita kan mengalami perbaikan dalam hal kualitas kehidupan. Wujud tawaran yang mencuat dalam perbincangan tadi adanya penelitian bersama. Utamanya dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Inggris,” imbuhnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Donnie

 

Guru Besar IPB College Paparkan Konsep Blue Financial system untuk Pulau Enggano

GURU Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB College, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menjadi pemateri pada Kuliah Umum bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan” di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu, Rabu (23/8/2023).

Prof. Rokhmin ketika memberikan kuliah umum kepada mahasiswa UNIB.(foto:hms1)

Dalam paparannya di hadapan Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA dan para dosen serta mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan period Presiden Megawati Soekarnoputri ini juga menjelaskan tentang konsep Blue Financial system (Ekonomi Biru).

Mengutif pendapatnya sendiri, menurut Prof. Rokhmin, definisi Ekonomi Biru (Blue Financial system) adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa (items and providers) yang dibutuhkan umat manusia secara berkelanjutan (Dahuri, 2015).

“Definisi itu sangat relevan untuk dikedepankan ketika kita membahas tentang bagaimana mengembangkan potensi kelautan di Provinsi Bengkulu khususnya Pulau Enggano. Sebab, sebagaimana kita ketahui bahwa Pulau Enggano memiliki banyak sekali sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan, baik sektor pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata dan kultur budaya yang unik.

Prof. Rokhmin sebagai Penasehat Ahli Gubernur Bengkulu bidang Kelautan dan Perikanan sangat bersemangat membahas tentang konsep pembangunan Pulau Enggano.(foto:hms1)

Namun untuk mewujudkan pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan tentu bukan hal yang mudah dan membutuhkan peran serta, kolaborasi dan sinergisitas program dari berbagai pihak, termasuk pihak akademisi dalam hal ini seperti Universitas Bengkulu yang telah memiliki banyak sumberdaya manusia yang mumpuni.

Peran UNIB dalam peningkatan pembangunan Pulau Enggano dapat dilakukan antara lain dengan melakukan R & D yang mendalam tentang ekosistem, keanekaragaman hayati, potensi SDA, dan tantangan lingkungan yang dihadapi Pulau Enggano. Luaran dari R & D ini dapat menjadi landasan dasar bagi perencanaan pengelolaan wilayah yang berkelanjutan.

Prof. Rokhmin ketika memberikan buku karangannya kepada Gubernur dan Rektor UNIB.(foto:hms1)

Kemudian, mendirikan atau mengembangkan program studi yang fokus pada pengembangan potensi yang ada di Pulau Enggano, dalam hal ini ilmu lingkungan, ilmu kelautan dan perikanan, kehutanan, bioteknologi, penerapan industri 4.0, dan pariwisata.

Selanjutnya, dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan dan program pendidikan kepada masyarakat lokal tentang praktik-praktik berkelanjutan dalam pertanian, perikanan, pengelolaan sampah, dan lain-lain. Serta melakukan kolaborasi penelitian dan proyek bersama  dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal untuk menginisiasi proyek-proyek berkelanjutan yang dapat menghasilkan solusi konkret dalam pengelolaan wilayah dan SDA.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Kota Bengkulu.

Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Standing tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

Prof. Rokhmin menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk kemajuan Pulau Enggano.(hms1)

Dengan mencermati kondisi Pulau Enggano yang letaknya jauh dari pusat kota Provinsi Bengkulu, dengan segala hambatan-hambatannya, namun memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, maka menurut Prof. Rokhmin sepatutnya pengembangan Pulau Enggano mengacu pada ciri ekonomi trendy.

Ciri ekonomi trendy antara lain ukuran unit usaha memenuhi economic system of scale, menerapkan ISCMS (Built-in Provide Chain Administration System), menggunakan teknologi mutakhir pada setiap mata rantai Provide Chain System, dan mengikuti prinsip-prinsip sustainable improvement.

“Untuk memajukan Pulau Enggano harus dengan mannequin pembangunan berskala besar, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena itu, kolaborasi dan sinergisitas antar berbagai pihak merupakan suatu keharusan,” papar Prof. Rokhmin Dahuri.

Bagaimana langkah-langkahnya, menurut Prof. Rokhmin yang pertama penting dilakukan adalah menyusun dan menyesuaikan implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), harus dibuat terpadu antara darat dan laut. Minimal 30% wilayah Pulau Enggano dialokasikan untuk kawasan lindung (protected areas), selebihnya untuk berbagai kegiatan ekonomi (sektor) pembangunan.

Selanjutnya, lakukan upaya untuk mendorong terlaksananya kegiatan ekonomi utama yang dapat dibagi dalam delapan sektor, yaitu perikanan budidaya (laut, payau, dan perairan tawar); perikanan tangkap; pariwisata; pertanian (tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, dan peternakan); Hutan Tanaman Industri dan non-timber merchandise (madu, damar, dll); industri pengolahan berbasis SDA terbarukan; industri bioteknologi; dan pusat logistik maritim IORA (Indian Ocean Rim Affiliation).

Semua kegiatan ekonomi (pembangunan) diatas harus ditempatkan sesuai dengan land and water suitability-nya, dan intensitas pembangunannya tidak melampaui daya dukung lingkungan (Environmental Carrying Capability). Kemudian, whole ukuran dan perputaran ekonomi semua sektor pembangunan diatas khususnya perikanan tangkap, harus besar (big-push improvement mannequin) supaya dapat mengatasi excessive price economic system akibat remoteness, rendahnya akesibilitas dan konektivitas, dengan tetap tidak melebihi daya dukung lingkungan.

Selanjutnya kata Prof. Rokhmin, semua kegiatan ekonomi harus useful resource effcient, zero-waste dan zero-GHG emission, dan laju pemanfaatan SDA tidak melampui renewable capability-nya. Secara bertahap, tapi cepat, melakukan transisi energi, dari energi fosil (batubara dan minyak) ke energi terbarukan dan bersih (matahari, angin, hidro, ocean, dan lainnya). Terutama photo voltaic power.

Prioritaskan masyarakat lokal yang melakukan kegiatan pembangunan, investasi, dan bisnis.

Lalu, undang investor stage Propinsi Bengkulu, Nasional, dan International untuk bekerjasama dengan investor (masyarakat) lokal di dalam menjalankan investasi dan bisnis di sektor-sektor ekonomi prioritas (perikanan tangkap). Lakukan revitalisasi dan pembangunan infrastruktur baru (pembangkit listrik berbasis EBT, jalan, listrik, telkom, web, jaringan irigasi, pelabuhan, bandara, dll) sesuai kebutuhan untuk mendukung kegiatan ekonomi diatas.

Lakukan juga peningkatan kapasitas (information, abilities, experience, etos kerja, dan akhlak) masyarakat lokal melalui program Diklatuh. Dan langkah terpenting adalah para pemangku kebijakan harus memastikan bahwa kebijakan politik dan ekonomi (moneter, fiskal, iklim investasi, dan Ease of Doing Enterprise) tetap dalam kondisi yang kondusif.

“Saya pikir Enggano akan menjadi pulau yang maju dan mampu berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian Bengkulu jika semua langkah dan tahapan tersebut mampu dilaksanakan secara baik. Saya sendiri akan berusaha meyakinkan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan agar membantu kemajuan Pulau Enggano dan berupaya mencarikan investor yang tepat untuk menggerakkan potensi ekonomi di pulau terluar tersebut,” ujar Prof. Rokhmin.

Rektor UNIB menyambut baik kuliah umum ini dan menyarankan agar pembangunan Pulau Enggano ke depan dapat dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.(foto:hms1)

Sementara itu, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc dalam sambutnya memberikan apresiasi kepada Fakultas Pertanian yang telah menyelenggarakan kuliah umum dengan tema yang sangat relevan ini. Rektor juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Rokhmin Dahuri yang telah menyempatkan waktu berbagi ilmu dan pengetahuan kepada mahasiswa UNIB.

Terkait dengan Pulau Enggano kata Rektor, adalah permata alam yang memiliki keindahan luar biasa, ekosistem yang kaya, dan budaya yang beragam. “Saya bersama para Wakil Rektor seminggu yang lalu baru saja berkunjung ke Pulau Enggano. Kami mengunjungi 6 (enam) desa di sana dan melihat berbagai potensi yang ada. Indah dan eksotis sekali pulau ini,” ungkap Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Pulau ini tambah Rektor, mencerminkan potensi besar yang harus kita pelihara dan kelola dengan bijaksana. Pulau Enggano juga merupakan perwakilan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dihadapkan pada tantangan kompleks dan memiliki peluang luar biasa. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa cara untuk menghadapi tantangan ini adalah melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

“Pendekatan terpadu dan berkelanjutan dengan penetapan zona-zona dan kawasan konservasi sebagai lapisan perlindungan ekosistem pesisir yang rapuh menurut saya merupakan suatu strategi yang ampuh,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya menjelaskan bahwa pendekatan ini dapat mencakup pemantauan dan pengelolaan berkelanjutan, teknologi pertanian yang cerdas, perlindungan hutan mangrove, serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan yang terpadu dan berkelanjutan.

Pemberian cindera mata dan sertifikat kepada Prof. Rokhmin sebagai ungkapkan terimakasih.(foto:hms1)

Pantauan Tim Humas UNIB, kuliah umum yang dipandu Dosen Kelautan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Yarjohan, SPi, M.Si ini disambut antusias oleh para mahasiswa. Pada sesi diskusi, sejumlah mahasiswa angkat tangan untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan, namun karena keterbatasan waktu maka hanya dua penanya yang diberikan kesempatan.

Tak hanya mahasiswa dan dosen, Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA juga mengikuti kuliah umum ini hingga selesai. Juga hadir Wakil Rektor IV UNIB Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Si, Dekan Fakultas Pertanian UNIB Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS, Ketua Prodi Kelautan FP UNIB Dr. Deddy Bakhtiar, serta undangan lainnya.

Acara ini dikahiri dengan pemberian cindera mata berupa plakat Fakultas Pertanian UNIB dari Dekan kepada Prof. Rokhmin Dahuri dan pemberian sertifikat dari Ketua Prodi Kelautan FP UNIB sebagai ungkapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin yang telah menyempatkan diri menjadi pamateri pada kuliah umum ini.[Penulis : Purna Herawan/Humas].

UGM Cetak 50 Guru Besar Baru

Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mencetak 50 guru besar baru dari berbagai bidang selama periode Januari hingga Agustus 2023.

“Knowledge per Agustus 2023 ini ada penambahan 50 orang guru besar. Dengan begitu sampai saat ini terdapat 415 guru besar aktif di UGM,” jelas Direktur SDM UGM, Prof. Suadi, S.Pi., M.Agr.Sc., Ph.D., saat ditemui Jumat (18/8) di UGM.

Suadi menjelaskan 50 guru besar baru tersebut berasal dari 14 Fakultas di UGM. Sebaran guru besar tersebut menurut fakultas yaitu FEB (1), Farmasi (3),Fakultas Geografi (3), FIB (1), FISIPOl (1), FKG (2), FKH (3), FKKMK (4), Fakultas Kehutanan (4), FMIPA (3), Fakultas Pertanian (5), Fakultas Peternakan (2), FT (17), dan FTP (1).

Jumlah guru besar di UGM dikatakan Suadi mengalami pertambahan yang cukup signifikan sejak akhir tahun 2022 lalu. Sebelumnya di tahun 2021 ada 19 guru besar baru dan di 2022 ada 41 guru besar baru.

Jumlahnya saat ini akan terus bertambah. Sejauh ini yang masih berproses lebih lanjut, lebih dari 40 orang yang diharapkan bisa segera meraih guru besar di 2023,”ungkapnya.

Suadi menuturkan capaian tersebut tak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan UGM untuk mempercepat proses kenaikan pangkat/jabatan dosen. Secara inner UGM telah membangun dashboard untuk memetakan posisi capaian dosen terkait kinerja pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (tridarma).

Selain itu, UGM melakukan perbaikan proses administrasi pengurusan Penilaian Angka Kredit (PAK) dan kerja kolektif antar dosen, departemen, fakultas, dan universitas. Penyelenggaraan workshop untuk pengerjaan berkas juga dilakukan guna mendukung proses tersebut. Kerja kolektif lintas unit mempercepat proses karena pertukaran informasi, pengetahuan , dan pengalaman terkait pengelolaan administrasi kenaikan pangkat jabatan dapat dilakukan dengan baik.

Berikutnya, UGM mengembangkan bagan alur proses penilaian angka kredit mulai dari pengajuan oleh dosen hingga persetujuan Senat Akademik.

“Kami coba komunikasikan service degree settlement untuk setiap proses pengajuan. Misal terkiat lama proses di fakultas, di validator dan lainnya. Ke depan UGM akan terus memfasilitasi kemudahan kenaikan pangkat jabatan dosen,”ucapnya.

Penambahan guru besar yang signifikan dikatakan Suadi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal khususnya adanya Permen PANRB No.1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional. Adanya Permen tersebut mendorong dosen untuk memeriksa capaian Angka Kredit, agar dapat dilakukan pengajuan kenaikan pangkat jabatan atau pengakuan angka kredit.

“Permen PANRB sekalipun menimbulkan “keriuhan”, juga telah mendorong dosen untuk segera mengurus pangkat agar tidak terkena dampak negatifnya. Hal ini diantaranya menjadi faktor penambahan guru besar baru yang signifikan di UGM. Dosen itu memiliki banyak karya tapi sering terkendala oleh masalah administrasi dalam mengurus jenjang karier mereka,” paparnya.

Suadi menyampaikan penambahan guru besar baru ini diharapkan mampu mempercepat rencana strategis (renstra) UGM untuk meningkatkan reputasi UGM. Berbagai kinerja akademik baik publikasi maupun inovasi yang dihasilkan harapannya dapat mendorong hilirisasi sehingga manfaatnya yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Dengan begitu keberadaan UGM dapat mengakar kuat di masyarakat,” katanya.

Penambahan guru besar ini menjadi bukti komitmen UGM dalam mewujudkan pendidikan berkualitas. Menciptakan pendidikan berkualitas ini sejalan dengan sasaran tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya no. 4 Pendidikan Berkualitas. Dengan peningkatan kualitas pendidikan nantinya akan mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan lainnya yakni meningkatkan indeks pembangunan manusia.

 

Penulis: Ika

Urutan 10 Besar Universitas Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2020. Kampusmu Termasuk?

Umumnya, universitas maupun perguruan tinggi diranking berdasarkan prestasi akademis keseluruhan yang disandangnya. Webometrics, memberikan peringkat pada universitas-universitas yang dinilai berdasarkan web site universitas masing-masing. Pemeringkatan ini didasarkan pada empat aspek sebagai indikatornya, yakni presence atau jumlah situs net, influence atau banyaknya backlink dari situs luar, openness atau jumlah file berbagai jenis (.pdf, .doc. dll), dan excellence atau jumlah artikel publikasi karya ilmiah.

Berikut peringkat 10 besar universitas terbaik di Indonesia menurut Webometrics yang dirilis per Januari 2020. Kira-kira, kampus atau almamatermu masuk nggak ya?

1. Universitas Indonesia (UI) berhasil menggeser posisi Universitas Gadjah Mada (UGM) di tahun kemarin dan menduduki peringkat pertama berdasarkan penilaian Webometrics

Universitas Indonesia through www.ui.ac.id

2. Bertukar tempat dengan UI, Universitas Gadjah Mada alias UGM harus rela menduduki peringkat ke dua. Ah, tapi tetap terbaik kok~

Universitas Gadjah Mada through www.ugm.ac.id

3. Urutan ke tiga ditempati oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). PTN yang terkenal sebagai pencetak insinyur berkualitas di Indonesia ini memang nggak pernah ketinggalan rankingnya

Institut Teknologi Bandung through www.itb.ac.id

4. Sama-sama fokus di bidang teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyusul di peringkat ke empat. Salah satu yang terbaik juga nih~

Institut Teknologi Sepuluh Nopember through www.itb.ac.id

5. Tak disangka-sangka, Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) menduduki peringkat ke lima setelah ITS. Secara kehumasan, publikasinya lewat net memang lumayan konsisten

Universitas Sebelas Maret Surakarta through uns.ac.id

6. Setelah dari Solo, menyusul Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang yang berada di peringkat ke 6. Kamu akan disuguhkan visible yang apik begitu memasuki laman net utamanya

Universitas Brawijaya through ub.ac.id

7. PTN favorit di Surabaya, Universitas Airlangga yang mengusung world class college ini menyusul Unibraw di urutan ke 7

Universitas Airlangga through www.unair.ac.id

8. Universitas Sumatera Utara (USU) Medan tak mau kalah. Web site-nya yang inovatif membawa mereka ke peringkat 8 penilaian Webometrics

Universitas Sumatera Utara through www.usu.ac.id

9. Dari Medan, peringkat Webometrics menuju ke Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Bukti bahwa publikasi maupun karya ilmiahnya juga mumpuni

Universitas Hasanuddin through unhas.ac.id

10. Terakhir, ada Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menduduki peringkat ke-10 yang turun 5 peringkat dari tahun lalu

Universitas Diponegoro through www.undip.ac.id

Berikut tangkapan layar dari situr Webometrics yang menunjukkan peringkat pertama hingga ke 16 lengkap dengan perolehan rating dari masing-masing indikatornya.

webometrics universitas di Indonesia through www.webometrics.information

Dari sini, jelas bahwa keberadaan web site bagi universitas maupun perguruan tinggi juga penting, tak hanya bermanfaat bagi calon-calon mahasiswa yang ingin mencari tahu lebih dalam mengenai civitas, tapi juga bagi dunia luar terkait publikasi maupun karya ilmiahnya. Gimana, kampusmu masuk peringkat nggak?

Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.