Tag: Dari

Pelajaran Berharga dari Desa Taro: Kebijaksanaan, Kebudayaan, dan Keberlanjutan

Dalam kehijauan dan kesejukan Desa Taro, Kabupaten Gianyar, kami menemukan kekayaan yang lebih dari sekedar pemandangan indah. Desa ini, salah satu dari 10 desa yang mendapat sertifikat world untuk wisata berkelanjutan, membawa kami pada perjalanan yang mendalam melalui warisan budaya, kebijaksanaan lokal, dan prinsip keberlanjutan.

Desa Wisata Taro menawarkan lebih dari sekedar destinasi wisata; ia menawarkan pengalaman belajar yang berharga. Kami beruntung bisa menjelajahi Semara Ratih Delodsema Village dan Wisata Lembu Putih, dua tempat yang masing-masing memiliki cerita dan latar belakang yang unik.

Semara Ratih Delodsema Village adalah bukti dari ketahanan dan kreativitas masyarakat setempat, dibangun oleh mereka yang pulang dari rantauan saat pandemi, dengan harapan dan keyakinan bahwa kondisi akan membaik. Di sini, kami melihat bagaimana semangat untuk terus bergerak dan berkarya bisa menciptakan perubahan positif.

Wisata Lembu Putih, dengan kekayaan budayanya, mengajarkan kami tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan mengolah sumber daya alam secara berkelanjutan. Melalui pengolahan kotoran lembu menjadi pupuk bernilai tinggi, kami belajar tentang keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.

Setiap sudut Desa Taro bercerita tentang harmoni antara manusia dan alam, tentang bagaimana kita bisa belajar dari alam dan budaya untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.

Ikuti kami di @inbistro untuk menjelajahi lebih dari kekayaan dan kebijaksanaan dari desa-desa di negeri ini. Mari bersama kita pelajari dan hargai keberagaman dan kekayaan budaya kita! 🌿🌏


Pembelajaran Dari Balik Layar Keramik Dunia: Inspirasi dari Jenggala Keramik Bali

Ketika kaki kami pertama kali melangkah di tanah PT Jenggala Keramik Bali, apa yang kami rasakan bukan hanya kehangatan tanah Bali, tetapi juga gairah dan dedikasi dari setiap tangan-tangan terampil yang mengukir cerita di setiap lembaran keramik.

 

Sebuah gelas mungkin hanya sebuah gelas di mata banyak orang. Namun di Jenggala, setiap gelas memiliki sebuah cerita. Mulai dari ide, perencanaan, hingga tangan-tangan yang dengan cermat membentuknya menjadi sebuah karya seni. Setiap mangkuk, piring, dan karya keramik lainnya bercerita tentang perjuangan, dedikasi, dan cinta terhadap seni.

 

Kami berjalan melewati ruangan yang dipenuhi dengan kesenian tangan siap jual, dan mata kami tertuju pada kerajinan yang sedang dibuat. Melalui diskusi dengan pekerja Jenggala, kami mengerti bahwa di balik setiap produk, ada ribuan jam latihan, kesabaran, dan tekad untuk mencapai kesempurnaan.

Kunjungan industri ini bukan hanya tentang melihat proses pembuatan keramik, tetapi juga tentang memahami apa artinya menjadi seorang pengrajin. Tentang bagaimana setiap element kecil memiliki makna, dan bagaimana keberlanjutan tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan.

 

Bagi kami di Universitas Trilogi, kunjungan ini adalah sebuah pengingat bahwa kesuksesan bukanlah tentang seberapa cepat kita mencapai tujuan, tetapi tentang seberapa banyak kita belajar selama perjalanan. Dan hari ini, kami belajar banyak dari Jenggala Keramik Bali.

 

Apakah Anda ingin mengenal lebih dalam kisah inspiratif dari industri di tanah air? Ikuti kami di @inbistro dan temukan lebih banyak cerita yang menginspirasi! 🌟🌏🏺


Inovasi dan Dedikasi: Kisah Inspiratif dari Kika Cake & Bakery

Di tengah kebisingan dan keramaian Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, sebuah usaha kecil dengan cita rasa besar bernama Kika Cake & Bakery tumbuh dan berkembang, digagas oleh Satriyo Adi bersama keluarganya. Kisah ini bukan hanya tentang kreasi kuliner, tetapi juga tentang inovasi, dedikasi, dan cinta kepada seni memasak.

 

Bermula dari melihat development mocktail yang mengandung alkohol, Kika Cake & Bakery mengambil langkah berani untuk menciptakan versi mereka sendiri tanpa alkohol. Dan siapa sangka, dari keberanian itu, mereka berhasil menerima pesanan lebih dari 300 botol!

 

 

Kegiatan sharing session dengan tema “Inovasi dalam Menembus Pasar” oleh Proprietor Kika Cake and Bakery, Bu Inka Rushanti, dan The Scent Bali, Bapak Satriyo Adi, menjadi ajang pembelajaran berharga bagi kami. Melalui pengalaman jatuh bangun dalam berusaha, mereka berbagi nilai penting tentang bagaimana menjaga kualitas dan melakukan yang terbaik dalam setiap aspek bisnis.

 

Kami di Inbistro, membawa pulang bukan hanya ilmu, tetapi juga inspirasi dan motivasi dari Bu Inka dan Bapak Satriyo Adi untuk selalu berinovasi, menjaga kualitas, dan bekerja dengan sepenuh hati. Ini adalah kisah tentang bagaimana keberanian untuk berbeda dan komitmen terhadap kualitas bisa membawa kita ke tempat yang tidak pernah kita bayangkan.

 

Bergabunglah dengan kami di @inbistro untuk lebih banyak kisah inspiratif dan pelajaran berharga dari dunia usaha. Karena bersama, kita bisa belajar dan tumbuh lebih baik lagi! 🍰🌟


11 Cerita Horor Dunia Perkampusan Paling Seram dari Warganet. Pernah Dengar yang Beginian?

Membahas cerita horor nan menyeramkan dari dulu hingga sekarang menjadi salah satu kegiatan yang jelas menarik perhatian banyak orang. Apalagi kita sendiri tahu bahwa orang-orang Indonesia ini selalu semangat banget kalau diajakin bahas cerita semacam ini. Nah, dari sekian banyak jenis cerita horor yang beredar, salah satunya yang sering bikin kita penasaran adalah kisah-kisah horor di dunia perkampusan.

Bukan hal baru lagi sih kalau kampus-kampus di semua universitas di Indonesia memiliki kisah seramnya sendiri-sendiri. Beberapa di antaranya bahkan udah ada yang menjadi urband legend di kawasan tertentu. Entah itu kampus negeri, swasta, kampus besar, maupun kampus kecil nggak terlepas dari yang namanya cerita horor. Berikut ini adalah sederet kisah yang baru saja diceritakan oleh para warganet Twitter. Mana nih yang paling seram menurutmu?

1. Ini kira-kira gimana rasanya jadi si bapak dosen, ya? Baru aja masuk kelas buat ngajar, ternyata udah di dalam kelas selama 3 hari

Beda dimensi / Credit score: Twitter through twitter.com

2. Bisa-bisanya di lantai 3 kampus ada yang mamang-mamang nawarin jajanan lewat jendela. Ini mah terbang beneran kayaknya 🙁

Penjual ghaib / Credit score: Twitter through twitter.com

3. Optimistic considering aja sih, mungkin itu yang lagi duduk adalah cewek beneran yang baru aja habis nangis, makanya matanya merah

Cewek bermata merah / Credit score: Twitter through twitter.com

4. Waduh, ini mah kayaknya nggak cuma serem, tapi sekaligus kocak. Kayaknya setannya memang berniat mau caper deh

Setan caper / Credit score: Twitter through twitter.com

5. Ini hantu kayaknya udah kongkalikong sama para mahasiswa baru deh. Pesan buat senior yang sok-sokan nggak jelas nih!

Hantunya mantan maba / Credit score: Twitter through twitter.com

6. Kenapa sih, setiap kejadian horor itu pasti dekat banget sama hal-hal kayak gini? Entah yang suara gagaklah, orang nangislah. Semuanya tetap aja nyeremin!

Gara-gara suara gagak / Credit score: Twitter through twitter.com

7. Sering terjadi nih, kasus-kasus kayak gini di sekolahan atau di kampus. Rasanya pasti langsung drop banget setelah sadar yang disamperin bukan manusia

Bikin keder nih yang beginian / Credit score: Twitter through twitter.com

8. Mahasiswa yang udah pernah tidur di kampus atau di asrama setidaknya pasti pernah mengalami hal-hal horor ini sekali seumur hidup selama kuliah. Kok ada-ada aja, ya!

Sobat menginap pasti pernah merasakan / Credit score: Twitter through twitter.com

9. Dari semua tingkatan kejadian horor, suara gamelan sama sinden ini jadi perpaduan yang paling ngeselin banget sih. Seremnya sampai ubun-ubun!

Sinden dan gamelan / Credit score: Twitter through twitter.com

10. Wah, kalau ini mah bikin mahasiswa jadi susah bedain antara dosen sama makhluk halus, soalnya perbedaannya pasti cuma tipis banget 😀

Nggak lagi-lagi deh / Credit score: Twitter through twitter.com

11. Siapa pun yang punya teman mannequin kayak gini, repair, langsung disejajarkan dengan jenis-jenis makhluk halus aja. Nggak ada akhlak memang!

Teman rasa makhluk halus / Credit score: Twitter through twitter.com

Mau di mana pun kita berada, sebenarnya hal-hal dan kejadian semacam ini nggak bisa dihindarkan sih. Mau kamu percaya atau nggak, udah banyak banget cerita-cerita yang beredar. Kalau kamu belum pernah mengalami sendiri, bukan berarti hal itu nggak ada dan nggak pernah terjadi sih. Pokoknya jangan lupa berdoa dan bersikap baik di mana pun, ya!

Ikuti Instagram @wolesjon , biar nggak ketinggalan informasi seputar cowok dan dunia hiburan lainnya, kuy!


UNIB Sambut 74 Mahasiswa Merdeka dari 44 Perguruan Tinggi

REKTOR Universitas Bengkulu (UNIB) Dr. Retno Agustina EKaputri, S.E, M.Sc, didampingi para Wakil Rektor, para Dekan dan pimpinan lembaga selingkung UNIB, menyambut baik kehadiran 74 mahasiswa dari 44 perguruan tinggi yang menjadi peserta inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke 3 tahun 2023 di UNIB. Acara penyambutan berlangsung di Gedung Layanan Terpadu (GLT) UNIB, Jumat (11/8/2023).

Penampilan Tari Sekapur Sirih dan Tari Rampak Sayak sambut mahasiswa PMM ke-3.(foto:hms1)

Acara ini dimeriahkan dengan penampilan tari Sekapur Sirih dan tari Rampak Sayak yang diiringi atraksi dol (alat musik tradisional Bengkulu) oleh UKM Tari UNIB. Penampilan ini sekaligus untuk memperkenalkan salah satu keragaman budaya dan kesenianan yang ada di Bengkulu kepada 74 mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Sumatera tersebut.

Dalam sambutannya, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri mengucapkan selamat datang di Bumi Rafflesia kepada 74 mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke 3 tahun 2023. Rektor sangat mengapresiasi program ini dan berharap melalui program ini selain memenuhi dan meningkatkan kualitas studi para mahasiswa, juga dapat memberikan pengalaman yang berharga sebagai bekal dalam meniti kehidupan di masa akan datang.

Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri ketika menyampaikan sambutan.(foto:hms1)

“Selamat datang di kampus almamater biru UNIB, selamat datang di Bumi Rafflesia. Selamat kepada adik-adik mahasiswa yang telah terpilih untuk mengikuti program ini. Sebab kita tahu, tingkat keketatan dalam proses seleksi ini sangat ketat sekali. Jalanilah program ini dengan baik untuk memenuhi kebutuhan studi dan silahkan eksplor keragaman sejarah, budaya dan wisata di Bengkulu yang ada di Modul Nusantara untuk menambah wawasan dan pengembangan cakrawala berpikir yang nanti akan bermanfaat dalam kehidupan di masa yang akan datang,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Rektor menambahkan, seluruh pimpinan dan segenap civitas akademika UNIB sangat mendukung Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang saat ini sudah memasuki periode ke 3. Dukungan ini bukan hanya untuk mengimplementasikan komitmen yang tinggi terhadap program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), tapi juga untuk meningkatkan atmosfer akademik dalam rangka mendorong terwujudnya UNIB Unggul untuk Indonesia Optimis.

Peserta PMM dari berbagai almamater tampak antusias mendengar pengarahan Rektor.(foto:hms1)

“Dengan kehadiran mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini tentu akan menimbulkan intraksi positif antar mahasiswa dan antar mahasiswa dengan dosen, saling bertukar pengalaman dan saling menyesuaikan diri dalam kehidupan akademik maupun kehidupan sehari-hari. Penguatan rasa persatuan dan kesatuan, sikap tolerasi dalam keberagaman dan saling menguatkan antara satu dengan lainnya tentu adalah tujuan yang diharapkan dari program ini dalam menciptakan generasi muda Indonesia yang unggul. Karena itu, kami segenap pimpinan dan sivitas akademika UNIB sangat mendukung program ini,” papar Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya memperkenalkan satu persatu Wakil Rektor, Dekan dan pimpinan lembaga selingkung UNIB.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) UNIB, Dr. Yulian Fauzi, S.Si, M.Si sebagai Koordinator Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) UNIB, menjelaskan, Program PMM merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.

Sambutan Koordinator PMM UNIB Dr. Yulian Fauzi dan Kepala Suku Mahasiswa PMM.(foto:hms1)

Dalam program ini, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di bawah naungan Kemendikbudristek melaksanakan pertukaran dalam negeri selama 1 (satu) semester dari perguruan tinggi di satu klaster pulau ke perguruan tinggi di klaster pulau lainnya. Orientasinya adalah untuk memberikan pengalaman kebinekaan melalui keikutsertaan dalam berbagai aktivitas terkait kegiatan Modul Nusantara untuk memupuk semangat persatuan dan nasionalisme Indonesia dan berbagai mata kuliah lain.

Perguruan tinggi pengirim melakukan pengakuan Satuan Kredit Semester (SKS) mata kuliah hingga 20 (dua puluh) SKS yang mana di dalamnya terdapat 4 (empat) SKS Modul Nusantara untuk memupuk semangat persatuan dan nasionalisme Indonesia.

Universitas Bengkulu sendiri sudah 3 tahun berturut-turut ditetapkan sebagai perguruan tinggi penerima program PMM mulai dari PMM 1 Tahun 2021 (On-line), PMM 2 Tahun 2022 (Offline) dan PMM 3 Tahun 2023 (Offline).

“Peserta (inbound) UNIB tahun 2023 ini sebanyak 74 mahasiswa dari 44 perguruan tinggi. Mereka akan melaksanakan program pertukaran dengan tinggal dan belajar di Bengkulu selama 4 bulan, mulai tanggal 10 Agustus hingga 18 Desember 2023,” ujar Dr. Yulian Fauzi.

Peserta PMM ke 3 UNIB foto bersama dengan Rektor, para Wakil Rektor dan para Dekan.(foto:hms1)

Dijelaskan Dr. Yulian, ke 74 mahasiswa dari 44 perguruan tinggi ini merupakan hasil seleksi dengan tingkat keketatan persaingan yang sangat tinggi. Sebab, jumlah pendaftar inbound ke UNIB sebanyak 956 orang dari 216 perguruan tinggi.

“Sangat tinggi persaingannya. Akhirnya, berdasarkan hasil seleksi maka ditetapkan 74 mahasiswa dari 44 PT yang kita terima. Ke 74 mahasiswa ini terdiri dari 14 orang laki-laki dan 58 perempuan,” ujar Dr. Yulian Fauzi, seraya mengucapkan selamat datang kepada peserta PMM ke 3 UNIB.

Berdasarkan knowledge dihimpun Tim Humas UNIB, ke 74 mahasiswa dari 44 perguruan tinggi tersebut dapat dirinci sebagai berikut : Sebanyak 8 orang dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 4 orang dari Universitas Halu Oleo; 4 orang dari Universitas Majalengka; 3 orang dari Universitas Jember; 3 orang dari Universitas Singaperbangsa Karawang; 2 orang dari Universitas Negeri Malang; 2 orang dari Universitas Pattimura; 2 orang dari Universitas Buana Perjuangan Karawang; 2 orang dari Universitas Mulawarman; dan 2 orang dari Universitas Komputer Indonesia.

Foto bersama Peserta PMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas MIPA.(foto:hms1)

Berikutnya; 2 orang dari Universitas Lambung Mangkurat; 2 orang dari Universitas Ahmad Dahlan; 2 orang dari Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang; 2 orang dari Universitas Pendidikan Indonesia; 2 orang dari Universitas Esa Unggul; 2 orang dari Universitas Tadulako; 2 orang dari Universitas Tidar; 1 orang dari Universitas Hasanuddin; 1 orang dari Universitas Mataram; dan 1 orang dari Universitas Brawijaya.

Kemudian; 1 orang dari Universitas Negeri Jakarta; 1 orang dari Universitas Negeri Makassar; 1 orang dari Universitas Sebelas Maret; 1 orang dari Universitas Negeri Manado; 1 orang dari Universitas Negeri Yogyakarta; 1 orang dari Universitas Nusa Cendana; 1 orang dari Universitas Sam Ratulangi; 1 orang dari Universitas Trunojoyo; 1 orang dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur; dan 1 orang dari Universitas Khairun.

Foto bersama peserta PMM Fakultas Pertanian dan Fakultas KIP. (foto:hms1)

Dan sebanyak 1 orang dari Universitas Sulawesi Barat; 1 orang dari Universitas Gunung Rinjani; 1 orang dari Universitas Bina Sarana Informatika; 1 orang dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mandala; 1 orang dari Institut Pendidikan dan Bahasa Invada; 1 orang dari Universitas Muslim Indonesia; 1 orang dari Universitas Terbuka; 1 orang dari Universitas Pancasila; 1 orang dari Universitas Tribhuwana Tungga Dewi; 1 orang dari Universitas Al-Irsyad Cilacap; 1 orang dari Universitas Veteran Bangun Nusantara; 1 orang dari Universitas Wahid Hasyim; 1 orang dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya; serta 1 orang dari Universitas Yayasan Pendidikan Imam Bonjol Majalengka.

Berdasarkan fakultas, jumlah peserta sebagai berikut : 18 orang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP); 10 orang Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB); 11 orang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); 11 orang Fakultas Hukum (FH); 11 orang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA); 10 orang Fakultas Pertanian (FP) dan 1 orang Fakultas Teknik (FT).

Foto bersama Peserta PMM Fakultas ISIP, Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik.(foto:hms1)

Mereka tersebar di 28 Program Studi (Prodi), antara lain Prodi S1 Akutansi, S1 Manajemen, S1 Ilmu Komunikasi, S1 Ilmu Perpustakaan, S1 Sosiologi, S1 Bimbingan Konseling, S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, S1 Pendidikan Bahasa Inggris, S1 Biologi, S1 Farmasi, S1 Hukum, S1 Agribisnis, S1 Ilmu Kelautan, S1 Teknik Sipil dan lainnya.

Selama melaksanakan PMM di UNIB, para mahasiswa ditempatkan di Asrama Putri PGSD kawasan kampus utama UNIB di Jalan WR Supratman Kandang Limun, Visitor Home UNIB, Asrama PGSD UNIB di kawasan Cimanuk, dan Kost di Gang Tiga.

Rektor dan para Wakil Rektor serta Ketua LPMPP UNIB foto bersama dengan seluruh peserta PMM.(hms1)

Program Modul Nusantara yang dilaksanakan antara lain, Jejak Sang Proklamator, Kunjungan ke Benteng Fort Marlborough, Pengenalan Alat Musik tradisional Dol, Belajar Bahasa dan tulisan daerah Kaganga, Makanan Khas Bengkulu, Wisata Alam Bukit Kaba dan Pulau Tikus, Pengelolaan desa wisata Belitar Seberang, dan Konservasi Bunga Rafflesia dan konservasi wilayah pesisir dan hutan tropis.

“Selamat belajar bersama dan selamat memburu pengalaman sebanyak-banyaknya di Bumi Rafflesia bagi adik-adik mahasiswa nusantara merdeka. Kami segenap sivitas akademika UNIB akan mensupport secara maksimal program MBKM ini,” tukas Dr. Yulian Fauzi.[Penulis : Purna Herawan/Humas].