Tag: jadi

Gubernur Bangga UNIB Jadi Tuan Rumah Sidang Pleno dan Seminar ISEI 2023

GUBERNUR Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA, memberikan apresiasi dan mengaku sangat bangga terhadap Universitas Bengkulu (UNIB) yang telah menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan Sidang Pelno ISEI XXIII dan seminar nasional tahun 2023. Apresiasi dan rasa bangga tersebut diungkapkan gubernur ketika memberikan sambutan pada pembukaan seminar nasional ISEI di Lodge Mercure Kota Bengkulu, Ju’mat (15/9/2023).

Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri mendapat apresiasi dari Gubernur Financial institution Indonesia Perry Warjiyo dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.(foto:hms1)

“Tentu tidak mudah untuk menjadi tuan rumah ISEI ini, sebab setiap daerah pasti menginginkannya. Namun berkat perjuangan Rektor UNIB, Bu Retno dan crew, akhirnya discussion board bergengsi ini mampu dihadirkan di Provinsi Bengkulu,” ujar Dr. Rohidin Mersyah, seraya mengucapkan terimakasih kepada Pengurus Pusat ISEI yang telah memberikan kepercayaan kepada UNIB dan Provinsi Bengkulu umumnya sebagai tuan rumah.

Gubernur berharap keberadaan ISEI yang merupakan perpadauan kekuatan akademisi, pelaku bisnis dan dunia usaha serta pemerintah, dapat terus berperan aktif mendorong daya tahan dan memajukan perekonomian Indonesia, termasuk perekonomian Bengkulu dengan meningkatkan konektivitas antar wilayah.

“Bengkulu merupakan daerah yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah kemerdekaan. Potensi sumber daya alam daerah ini juga sangat banyak. Namun secara geografis terletak antara perbukitan dan lautan yaitu berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Karena itu, tanpa konektivitas antar wilayah maka pembangunan perekonomian Bengkulu sulit mengalami percepatan,” ujarnya.

Foto bersama Pengurus Pusat ISEI, Gubernur BI, Dua Wakil Menteri sebagai Pemateri Seminar Nasional, Gubernur Bengkulu, Rektor UNIB dan Kepala Financial institution Indonesia Perwakilan Bengkulu.(foto:hms1)

Ditambahkan gubernur, melihat dari sejarahnya, Bengkulu pernah menjadi pusat perdagangan dan pertahanan Inggris di wilayah Sumatera. Dapat dilihat dari peninggalannya berupa benteng terbesar se Asia yaitu Benteng Malborough. Bengkulu juga memiliki pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Pulau Baii yang berdasarkan kajian akademis bila pelabuhan ini terkoneksi dengan daerah-daerah tetangga maka akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Karena itu, kita berharap keberadaan ISEI dapat mendukung dan berperan aktif mendorong kebijakan khusus bagi pembangunan konektivitas antar wilayah di Bengkulu sehingga mampu berkontribusi lebih besar lagi bagi kemajuan perekonomian Indonesia.

Rektor dan Gubernur Bengkulu serta pengurus ISEI mendengarkan sambutan Ketua Pengurus Pusat ISEI yang juga Gubernur Financial institution Indonesia Dr. Perry Warjiyo.(foto:hms1)

Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc sebagai Ketua ISEI Bengkulu dan Koordinator ISEI Wilayah Barat, mengucapkan terimakasih kepada Pengurus Pusat ISEI yang telah memberikan kepercayaan kepada UNIB sebagai tuan rumah Sidang Pleno dan Seminar ISEI 2023.

“Kepada Financial institution Indonesia Perwakilan Bengkulu, OJK, Dirjen Perbendaharaan, Pemerintah Daerah dan semua pihak yang telah berperan aktif mensukseskan berbagai rangkaian kegiatan Sidang Pleno dan Seminar ISEI ini kami juga mengucapkan terimakasih,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Rektor II UNIB Bidang Sumberdaya, Yefriza, S.E, M.Sc sebagai Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Sidang Pleno XXIII di tingkat lokal menjelaskan, selain menyelenggarakan Sidang Pleno yang dihelat di Lodge Mercure pada Jumat pagi, rangkaian Sidang Pleno ISEI juga digelar seminar daerah, seminar nasional dan seminar internasional tentang perekonomian. Seminar-seminar itu diikuti ratusan ekonom yang merupakan pengurus dan anggota ISEI dari berbagai daerah se Indonesia dan juga ekonom di Provinsi Bengkulu.

Tema utama yang diusung adalah “Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Menuju Indonesia Maju.” Sebagai keynote speaker adalah Ketua Pengurus Pusat ISEI yang juga Gubernur Financial institution Indonesia Dr. Perry Warjiyo.

Para pemateri seminar ketika membahas tentang kondisi perekonomian Indonesia.(foto:hms1)

Pada seminar nasional menghadirkan 4 (empat) pembicara yang kompeten di bidangnya, diantaranya dua orang wakil menteri. Secara bergantian keempat pembicara menyampaikan ide-ide dan gagasan serta pandangannya terhadap upaya-upaya peningkatan perekonomian Indonesia.

Seminar nasional ini dipandu Jurnalis Kompas TV Timothy Marbun sebagai Moderator. Pembicara pertama yaitu Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia Prof. Suahasil Nazara dengan topik “Sinergi Kebijakan Nasional.” Pembicara kedua, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan, MM dengan topik “Memperkuat Transformasi Sektor Riil.”

Selanjutnya, pembicara ketiga adalah President OVO (PT. Visionet Internasional) Karaniya Dharmasaputra, MPP dengan topik “Akselerasi Inklusi Ekonomi Digital”. Dan Pembicara keempat yaitu Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Alue Dohong, dengan topik “Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan.”

“Untuk peserta seminar sendiri adalah para ekonom dari berbagai daerah se Indonesia dan ekonom yang ada di Provinsi Bengkulu. Jumlahnya lebih kurang 400 orang dan semuanya sangat antusias mengikuti seminar nasional ini,” ujar Yefriza.

Group paduan suara Gema Rafflesia UNIB tampil memukau dari acara seminar nasional ISEI.(foto:hms1)

Ditambahkan Yefriza, untuk kegiatan seminar daerah topiknya lebih spesifik membahas tentang perekonomian Bengkulu. Topik yang dibahas adalah “Sinergi Mendorong Perekonomian Provinsi Bengkulu yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Penyelenggara dan pesertanya pun sebagian besar adalah para akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Bengkulu dan dari perguruan tinggi lainnya yang ada di Bengkulu.

“Pembicaranya juga pihak-pihak yang berkompeten tentang perekonomian Bengkulu, seperti saya sendiri mewakili dari akademisi UNIB. Kemudian ada Ibu Yuliswani mewakili Pemerintah Provinsi Bengkulu, Pak Darjana dari Financial institution Indonesia Perwakilan Bengkulu, Kepala Bidang PPA II Kanwil DJPb Bengkulu Pak Sunaryo dan Kepala Departemen Pemeriksaan Khusus Pengawas Keuangan Derivatif Bursa Karbon dan Transaksi Efek OJK Pak Khoirul Muttagien,” papar Yefriza, Ph.D.[Penulis : Purna Herawan/Humas].

Alumni ADik-UNIB Jadi Dokter di Papua

PROGRAM beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Universitas Bengkulu (UNIB), terus menuai keberhasilan. Salah satunya, seorang alumni ADik – UNIB saat ini telah menekuni profesi sebagai Dokter di Daerah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Propinsi Papua Pegunungan.

Dia adalah Chorlance Adriana Demetou. Gadis asli kelahiran Kabupaten Keerom, Papua, pada tahun 1995 dan sehari-hari akrab dipanggil Ria. Pada wisuda Universitas Bengkulu periode ke-98 tanggal 15 Juni 2022 lalu, Ria terpilih sebagai wisudawan Menginspirasi.

Dilansir berita dalam web site https://puslapdik.kemdikbud.go.id, saat ini Ria telah menekuni profesi dokternya di salah satu Puskesmas di daerah tersebut, setelah enam bulan menjalani Program Internship Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena.

Dalam pemberitaan tersebut, Ria mengatakan dirinya sangat bersyukur memperoleh beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik). Lebih bersyukur lagi, karena Dia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu yang menjadi Program Studi pilihan pertama saat daftar ADik tahun 2013 lalu. Dengan segala dinamika perkuliahan, Dia berhasil memperoleh sarjananya tahun 2019 dan pendidikan profesinya pada 2022.

Mengenai Program ADik, Ria mengetahuinya melalui data yang diberikan sekolahnya saat SMA. “Sekolah memberi informasi soal ADik, terus saya dan beberapa teman rame-rame daftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Keerom, lantas ikut tes di Jayapura, ternyata saya lolos, teman-teman lainnya tidak,” katanya.

Untuk lolos program ADik di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu, Ria mengaku tidak mudah. Ia menyadari bukan termasuk siswa terbaik di SMAnya, begitu juga SMAnya di Keerom bukan sekolah unggulan atau sekolah favorit. Begitu juga dengan kemampuan bahasa Inggris, dikatakan Ria, biasa-biasa saja.

Dengan kesadaran itu, Ria memantapkan niat awalnya untuk kuliah, memperkuat tujuan hidupnya untuk bermanfaat bagi orang lain, pantang menyerah. “Menjalani kuliah dan menjadi dokter tidak mudah, butuh semangat dan perjuangan dengan dukungan orang di sekitar kita, terutama orang tua. Saya juga bersyukur dan karena itu berterima kasih pada Kemendikbudristek yang mengelola ADik, guru-guru saya saat SMA, teman-teman kuliah dan para dosen di Universitas Bengkulu,” kata Ria.

Pihak kampus sangat mendukung

Sebagai orang Papua yang kuliah di Bengkulu dengan perbedaan bahasa, budaya, bahkan fisik, Ria mengakui mengalami suka dan duka. Saat di jalanan di Bengkulu, banyak diliatin orang, diketawain, dikira bule, dan berbagai pandangan lainnya yang menurut Ria sebagai hal yang wajar karena jarang sekali orang Papua di Bengkulu.

Padahal, lanjut Ria, pihak kampus, termasuk dosennya, sangat mendukung, sangat memperhatikan kebutuhan mahasiswa Papua penerima ADik. Bahkan dalam penilaian Ria, kepedulian para dosen dan pihak kampus sangatlah baik.

“Pihak kampus dan para dosen selalu membantu kami saat punya masalah dalam kuliah dan selalu menawarkan bantuan bila kami punya permasalahan apapun. Istilah saya, kami, mahasiswa Papua merasa punya privilege, punya keistimewaan dibanding mahasiswa lain yang bukan Papua, “paparnya.

Untuk kendala bahasa, dikatakan Ria, hampir tidak ada masalah. “Kita juga di Papua kan sudah terbiasa bahasa Indonesia, hanya dialek melayunya saja yang kadang-kadang membuat cukup berpikir dulu untuk memahaminya,” katanya.

Soal pergaulan dengan sesama mahasiswa,dikatakan Ria, relatif tidak ada kendala. Kuncinya kata Ria, kita harus membuka diri, tidak menyendiri atau hanya berkumpul dengan sesama mahasiswa Papua.

“Saya contohkan di Fakultas Kedokteran, kami sudah berbaur seperti keluarga, saling memperhatikan, saling membantu, yang penting kita mau membuka diri, kalau tertutup mereka juga tidak mau dekat dengan kita,” katanya.

Jangan khawatir soal biaya kuliah

Menjalani perkuliahan dan kini menjadi dokter di Wamena, Ria menilai, bukan hal mudah untuk menjadi seorang dokter, tetapi  bukan berarti tidak bisa dilakukan. “Ketika kita punya niat yang tulus untuk mencapai impian, maka pasti ada jalan untuk meraihnya, “tegasnya.

Ria berpesan pada generasi muda Indonesia untuk terus melanjutkan kuliah dan jangan takut soal biaya. Dikatakan Ria, saat ini banyak beasiswa, termasuk dari Kemendikbudristek melalui program ADik, yang bisa membantu setiap anak di Indonesia untuk meraih cita-cita dan impiannya.

Selain itu, masih banyak lagi bantuan pendidikan,baik dari pemerintah maupun organisasi lain non pemerintah untuk siapapun yang ingin kuliah di dalam maupun di luar negeri.“Saya dapat menempuh kuliah tidak bayar sepeserpun, hal ini diharapkan bisa menginspirasi semua untuk menggapai impian,” ujar Ria.

Dibekali kemampuan lainnya

Wakil Rektor I Bidang Akademik Univeritas Bengkulu, Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, M.Sc sangat senang dan bangga mendapat kabar salah satu alumni ADik-UNIB kini telah menjadi Dokter di Papua.

“Tentu saja kita sangat bangga. Salah satu kebahagiaan seorang dosen itu adalah ketika mendengar ada mahasiswnya yang berhasil menyelesaikan pendidikan dan sukses menggapai impiannya serta mampu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Nama Chorlance Adriana Demetou yang akrab disapa Ria, menurut Prof. Lutfi Firdaus memang tidak asing lagi di telinganya. “Dia merupakan salah satu mahasiswa program beasiswa ADik yang cerdas dan berdedikasi. Karena itu, pada Wisuda periode ke-98 tanggal 15 Juni 2022 lalu, Dia kita nobatkan sebagai Wisudawan Menginspirasi,” kata Prof. Lutfi Firdaus.

Kecerdasan berpikir dan kepiawaian bergaul tentu tidak begitu saja didapatkan seorang mahasiswa, tetapi melalui proses pembentukan karakter, pembinaan dan penyediaan wadah-wadah bertinteraksi yang baik. Terkait hal itu, maka pihak kampus dalam program beasiswa ADik, tidak hanya mempersiapkan mahasiswa untuk mampu menjalani proses akademik tapi juga kemampuan lainnya seperti melalui seminar dan pelatihan keterampilan lainnya.

“Para mahasiswa ADik kita dorong untuk mengikuti seminar-seminar dan pelatihan, dilibatkan dalam organisasi kemahasiswaan dan lain sebagainya, sehingga selain memiliki kemampuan akademik yang mumpuni, mereka juga memiliki wadah berinteraksi yang positif, berkarakter dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik,” papar Prof. Lufti, seraya berharap keberhasilan Chorlance Adriana Demetou dapat menginspirasi mahasiswa lainnya.[Penulis : Purna Herawan/Humas. Sebagian naskah dikutif dari laman : puslapdik.kemdikbud.go.id].