Dalam rangka mendukung program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, FISIP Universitas Jakarta telah bekerja sama dengan Indonesian Korean Orot Basis (IKOF) dengan memberikan Beasiswa Belajar Budaya dan Bahasa Korea. Dekan FISIP Universitas Jakarta Drs. Tri Adi Dharma, S.H., MH dan Ketua IKOF Daniel Kim juga sepakat untuk memperkuat komitmen kerja sama yang telah berlangsung selama 3 tahun.
Dekan FISIP UNIJA Drs. Tri Adi Dharma, S.H., MH (Kiri) dan ketua Indonesian Korean Orot Basis (IKOF) Daniel Kim
Pada tanggal 19 Juni 2021, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Daniel Kim mengajarkan bagaimana membuat makan tradisional Korea seperti Tteokpokki dan Kimbab kepada mahasiswa FISIP Universitas Jakarta.
Dengan mengguna Hanbok, Mahasiswa FISIP UNIJA sangat antusias mengikuti arahan Pak Daniel Kim
Kegiatan ini sangat menarik bagi mahasiswa FISIP UNIJA, karena mereka dapat belajar langsung dengan Pak Daniel Kim bagaimana memasak makanan khas Korea yang enak dan lezat. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan dari kerja sama yang dilakukan FISIP UNIJA dengan IKOF. Selama ini IKOF mengajarkan bahasa Korea kepada mahasiswa FISIP UNIJA yang menerima program beasiswa.
Dalam kesempatan ini, Wakil Dekan 1 FISIP UNIJA Muhammad Fachrie, S.IP., M.A. menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan peluang emas bagi mahasiswa FISIP UNIJA untuk belajar dari luar kampus. Kegiatan ini tentu saja menambah wawasan, pengalaman dan kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas ketika di masyarakat kelak. Semoga kedepannya kerja sama dengan IKOF akan semakin diperkuat dan kegiatan di luar kampus seperti ini dapat dikonversikan menjadi SKS bagi mahasiswa FISIP UNIJA.
Pada hari Senin, 05 Juli 2021, FISIP UNIJA menyelenggarakan Webinar “Dinamika Asia Pasifik Terkini dalam Perspektif Geopolitik”. Narasumber webinar ini adalah Puji Basuki, S.IP., M.A. Sekretaris Pertama Protokol dan Konsuler KBRI Seoul Korea Selatan, Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA. Dalam pelaksanaan webinar, Muhammad Firdaus, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA menjadi moderator.
Pada awal webinar, Drs. Tri Adi Dharma, S.H., M.H., Dekan FISIP UNIJA membuka acara dan memberikan kata sambutan. Kawasan Asia Pasifik tentu menjadi Kawasan yang sangat menarik untuk dikaji, karena Kawasan terdiri dari berbagai negara yang memiliki berbagai latar belakang. Ia berharap bahwa Bapak Puji Basuki, S.IP., M.A., sebagai Sekretaris Pertama Protokol dan Konsuler KBRI Seoul dapat membagikan wawasan dan pengalaman dinamika Asia Pasifik, khususnya terkait sikap dan prilaku Korea Selatan dalam menghadapi kontestasi politik dan keamanan yang terjadi di Semenanjung Korea.
Drs. Tri Adi Dharma, S.H., MH memberikan sambutan kepada naarsumber dan peserta webinar
Kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan yang sangat strategis dan dinamis di dunia ini. Secara geografis, kawasan ini meliputi Asia Timur (Jepang, Tiongkok, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, dan wilayah Rusia yang berbatasan dengan samudra Pasifik), Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Myanmar), dan Australia-Oseania (Vanuatu, Kep. Fiji, dan lain sebagainya). Selain itu, kawasan ini juga dilalui oleh jalur pelayaran internasional dan jalur perdagangan tersibuk di dunia. Dari sisi sumber daya alamnya, kekayaan kawasan ini tidak perlu diragukan lagi.
Konsep Asia Pasifik mulai digunakan saat perekonomian di kawasan yang majemuk ini mulai tumbuh pada tahun 1980-an. Hal tersebut membuat kawasan ini, sering dijadikan bahan diskusi dalam proses komunikasi internasional sampai sekarang. Dari sini, kita bisa menyimpulkan bahwa kawasan ini sangat penting bagi berbagai bidang kehidupan masyarakat internasional. Karena kekayaan dan faktor wilayah yangstrategis, kawasan ini sering menjadi medan perebutan pengaruh negara-negara besar (baik pada masa Perang Dingin ataupun setelahnya). Perebutan pengaruh tersebut berdampak pada dinamika kawasan ini. Apalagi jika dinamika tersebut dilihat dari sudut pandang geopolitik.
Di masa sekarang ini, ada dua kekuatan besar yang ingin menguasai kawasan Asia Pasifik secara geopolitik, yaitu Amerika Serikat sebagai pemegang established order dan Tiongkok sebagai kekuatan baru yang siap menantang AS lewat konsep BRI (BeltandRoad Initiatives). Perseteruan antara AS dengan Tiongkok terjadi di beberapa wilayah Asia Pasifik, seperti di Laut Tiongkok Selatan yang dipicu dari klaim sepihak Tiongkok lewat konsep “ninedash-line”, sehingga menggangu perairan beberapa negara ASEAN (Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Indonesia). Selain karena beberapa negara seperti Malaysia dan Filipina, merupakan sekutu AS. Menurut AS, klaim sepihak Tiongkok atas Laut Tiongkok Selatan akan merusak stabilitas kawasan.
Kemudian, sering kali militer Tiongkok memasuki wilayah Taiwan secara ilegal. Seperti yang kita ketahui, Taiwan merupakan sekutu AS. Tindakan Tiongkok tersebut membuat AS semakin bersiaga dalam menghadapi ancaman Tiongkok. Permasalahan di Semenanjung Korea terkait proliferasi senjata nuklir Korut dan upaya unifikasi Korea juga menjadi permasalahan yang cukup dipengaruhi oleh kekuatan AS dan Tiongkok.Dari sini, kita bisa melihat bahwa secara geopolitik, kawasan ini sangat diinginkan oleh kekuatan-kekuatan besar dunia. Hal tersebut terbukti dari pertentangan kedua negara besar yaitu AS dan Tiongkok dalam memperebutkan pengaruh di kawasan Asia Pasifik. Dari pertentangan tersebut, lahirlah dinamika yang kelak akan mempengaruhi masa depan kawasan Asia Pasifik ini. Apakah ke depannya AS masih mempunyai pengaruh dominan pada kawasan tersebut atau justru malah Tiongkok yang akan merevolusi kawasan tersebut? Tidak ada yang tahu pasti. Yang jelas, hasil dari dinamika kawasan Asia Pasifik akan memiliki pengaruh pada tingkat international.
Dalam presentasinya, Puji Basuki, S. IP, M. Si beberapa hal penting terkait dinamika kawasan Asia Pasifik. Kondisi Kawasan Asia Pasifik dimasa sebelum pandemi dan saat pandemi. Dilihat dari perspektif sejarah, yaitu dari hasil perang dunia ke II yang mana AS menjadi pemenangnya, kemudian menempatkan pasukannya di Semenanjung Korea, Jepang, dan beberapa negara lainnya. Kemudian, AS juga membuat perjanjian dengan negara – negara untuk saling membantu ketika sebuah negara diserang atau kesulitan. Contohnya, seperti Taiwan yang waktu itu dibantu oleh AS untuk menyerang kembali, ini merupakan awal dari hegemoni AS di Asia Pasifik. Kedua, hadirnya Tiongkok pada tahun 1990an, di kawasan Asia Pasifik menjadi sumber kekuatan baru. Pada saat ini, Tiongkok hadir sebagai negara kekuatan ekonomi terbesar dunia ke dua setelah AS, dan menjadi negara yang memiliki kemampuan kekuatan di kawasan.
Hal yang melatar belakangi dua kekuatan besar berkumpul di Asia Pasifik adalah lokasinya yang strategis dari rute pelayaran internasional, dan sumber daya akan bahan mentah yang mumpuni. Terdapat suatu premis bahwa, siapa yang memiliki kekuatan di laut, dialah yang akan menguasai kawasan. Amerika sendiri memiliki pasukan angkatan laut yang tersebar di kawasan Pasifik Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, hingga Filiphina. Saat pemerintahaan Xi Jinping, Tiongkok membuat suatu inisiatif yaitu BRI (BeltRoadInitiative). Ini merupakan proyek yang cukup ambisius karena ingin menghubungkan Beijingdgn banyak negara. Ini upaya Tiongkok untuk menandingi rivalitas AS di kawasan.
Dinamika Asia Pasifik dimasa pandemi, menyebabkan resesi ekonomi international, journeyrestraction, kemiskinan baru, dan tumpulnya sistem kesehatan negara – negara berkembang. Idealnya, dua kekuatan dunia (AS & Tiongkok) bisa mengedepankan kerjasama di masa pandemi, dan mengurangi politik detterence. Kenyataannya, kedua negara masih berpatroli di kawasan yang menimbulkan ketegangan. Ekonomi politik di masa pandemi ini mengalami resesi yang cukup dalam hinggal minus. Banyak lembaga survei mengatakan, didukung oleh Tiongkok perekonomian dunia akan meningkat kembali. Salah satu cara agar perekonomian meningkat kembali adalah sudah mencapai HerdImunity.
Kebutuhan negara – negara di Asia Pasifik akan vaksin perlu upaya keras atau kerjasamauntuk memenuhi quota vaksin di negaranya. Hubungan Korea Selatan dan Tiongkok setelah perang dunia II tidak begitu baik, sehingga menimbulkan sentimental anti Tiongkok dalam masyarakat Korea Selatan. Hal tersebut tercermin pula dalam politik luar negeri kedua negara, saat AS mendirikan THAAD di Korea Selatan sebagai antisipasi atas nuklir Tiongkok. Hal tersebut membuat Tiongkok melakukan financial correction yang menyebabkan Korea Selatan merugi hingga 8 Miliar USD saat itu. Isu utama yang menjadi perhatian Korea Selatan adalah bagaimana kelanjutan dialog dua korea dan juga isu denuklirisasi. Hubungan Korea Selatan dan AS period Joe Bidenmengerat dgn dilakukannya pertemuan yang bertujuan untuk menguatkan hubungan kedua negara di kawasan, sebagai bagian dari dialog dua Korea. Pertemuan tersebut juga menghasilkan bahwa Korea – AS aka bekerja sama mengenai vaksin, dan perusahaan – perusahaan Korea Selatan seperti Samsung, LG, dan Hyundai akan mendirikan pabrik di AS”.
Puji Basuki, S.IP., M.A. Sekretaris Pertama Protokol dan Konsuler KBRI Seoul Korea Selatan menyampaikan paparannya
Materi selanjutnya disampaikan oleh Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA. Ia menjelaskan bahwa apa yang terjadi di Asia Pasifik hari ini, tidak bisa dilepaskan dari konfigurasi politik keamanan, dimana AS masih memegang peranan penting. Namun, disisi lain terdapat pula konfigurasi ekonomi politik, dimana Tiongkok memegang peran penting. Semua negara di kawasan Asia Pasifik hari ini memainkan peran pentingnya masing – masing. Disatu sisi, mereka menerima bantuan yang diberikan oleh Tiongkok. Namun, disisi lain, mereka berusaha mempersenjatai diri sendiri. Karena dalam perspektif politik keamanan, kawasan Asia Pasifik terkini maju secara ekonomi, tapi secara politik keamanan rapuh menurut saya. Karena potensi konflik yang ada dikawasan Asia Pasifik ini besar sekali, seperti konflik Korea Selatan dgn Korea Utara, Konflik Jepang dgn China, belum lagi terdapat kemungkinan kemungkinanbaru seperti yang terjadi di Asia Tenggara mengenai Kemanusiaan atau krisis politik berkepanjangan seperti di Myanmar.
Selain Tradisional Accomplice di Asia Pasifik, seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, terdapat pula pihak lain yang mencoba masuk untuk menjalin kerjasama seperti Uni Eropa dan Rusia. Negara – negara di Asia Pasifik juga menantikan bagaimama kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan Joe Biden. Disisi lain, Tiongkok semakin percaya diri dengan kemampuan ekonomi dan militer yang dimilikinya. Mengutip dari assertion Perdana Menteri Singapura, bahwaditengah pengaruh antara AS dan Tiongkok di kawasan, sebetulnya tidak ada satupun negara yang ingin memilih antara AS atau Tiongkok. Karena berdasarkan sejarah, AS memiliki peranan kunci di dalam kawasan Asia Pasifik pasca perang tidak akan semaju ini tanpa campur tangan AS. Namun, dalam kondisi hari ini Tiongkok menawarkan kerjasama ekonomi yang luar biasa”.
Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si., Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNIJA menyampaikan paparannya.
Peserta webinar yang tediri dari mahasiswa dan dosen
Pada akhir webinar, mahasiswa dan narasumber saling berdiskusi terkait materi dan pengalaman narasumber. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai dinamika dalam Hubungan Internasional khususnya di kawasan Asia Pasifik. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa Universitas Jakarta khususnya mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional mengenai Dinamika di Asia Pasifik dalam sudut pandang geopolitik.
Untuk mencegah penularan Covid-19, FISIP Universitas Jakarta menyelenggarakan sidang skripsi mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional dan Ilmu Politik dengan metode daring. Sidang skripsi dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2021. Peserta siadang skripsi terdiri dari mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional sebanyak 18 orang dan Ilmu Politik sebanyak 3 orang.
Salah satu peserta mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Hafidz Nusantara DP, sedang mempertahankan skripsinya di depan penguji.
Salah satu peserta mahasiswa Ilmu Politik, Amrul Haqq, sedang mempertahankan skripsinya di depan penguji.
Panitia sidang skripsi terdiri dari Ketua Drs. Tri Adi Dharma, S.H., MH., Sekretaris Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., dan Anggota Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si, Rahmatullah, S.IP., MM, Drs. Yusuf DJ Hasani, M.Si, Karimunda Batubara, S.IP, M.Ling.
Whole anggota Tim penguji sidang skripsi terdiri dari:
1. Drs. Tri Adhi Dharma, S.H., MH.
2. Drs. Jaya Purnawijaya, MM
3. Drs. Iga Raka, S.H., MH.
4. Drs. Kusno Utomo, M.Si
5. Rahmatullah, S.IP., MM
6. Andi Mirhani, S.E., M.Si
7. Muhammad Fachrie, S.IP., M.A
8. Tide Aji Pratama, S.IP., M.Si
9. Hasbi Asyidiqi, S.Sos., M.Si
10. Achmad Ismail, S.Sos., M.Si
Penyelenggaraan sidang skripsi secara daring tidak mengurangi esensi dalam mengukur dan menguji pemahaman mahasiswa terkait penelitiannya. Dosen penguji dapat mengukur crucial pondering, analytical pondering, inventive pondering dan strategic pondering dalam penyusunan skripsi, presentasi dan diskusi.
Menurut Wakil Dekan 1 Bidang Akdemik FISIP UNIJA Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., pelaksanaan sidang daring memiliki kelebihan dan kekurangan. Pelaksanaan sidang skripsi daring dapat memudahkan mahasiswa dari mana saja mengikuti sidang tanpa dibatasi ruang dan waktu. Mahasiswa juga dapat belajar dan membudayakan penggunaan teknologi sebagai instrumen belajar. Namun, pelaksanaan sidang skripsi terkadang mengalami kendala koneksi web dan gangguan teknis peralatan yang digunakan mahasiswa dan dosen. Sebagai antisipasi, Panitia mengingatkan peserta dan dosen untuk menyiapkan peralatan, web dan mensosialisasikan penggunaan media.
Semoga perkembangan pandemi Covid-19 kedepannya dapat lebih terkendali, sehingga pelaksanaan sidang skripsi dapat dilakukan dengan tatap muka di Kampus.
Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., sedang membuka pertemuan digital dan dihadiri beberapa mahasiswa tingkat akhir
Dalam rangka mengedukasi dan memotivasi mahasiswa untuk mempublikasikan karya ilmiah berupa jurnal, Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., Dosen Ilmu Hubungan Internasional dan sekaligus Wakil Dekan 1 Bidang Akademik FISIP Universitas Jakarta, mengadakan pertemuan digital dengan beberapa mahasiswa tingkat akhir jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Jakarta. Bagi sivitas akademika, publikasi karya ilmiah berupa jurnal menjadi sangat penting untuk melatih mahasiswa menganalisis permasalahan atau fenomena yang terjadi di dunia dan memberikan pencerahan kepada khalayak terkait persoalan yang terjadi.
Pada tahap awal, Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., menjelaskan foundation information utama yang digunakan peneliti di Indonesia untuk mempelajari sumber-sumber jurnal, yaitu melalui situs SINTA (Science and Expertise Index). Ia menjelaskan bahwa ada klasifikasi jurnal berdasarkan akreditasinya, mulai dari SINTA 1 s.d. SINTA. Mahasiswa dapat memilih jurnal mana yang mereka inginkan untuk tujuan publikasi karya ilmiah. Namun, mahasiswa harus memperhatikan persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan pengelola jurnal. Setiap jurnal bisa saja memiliki persyaratan dan ketentuan yang berbeda satu dan lainnya.
Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., sedang mempresentasikan situs SINTA (Science and Expertise Index) sebagai foundation information bagi peneliti dalam mempelajari jurnal-jurnal yang terindeks
Ia juga menjelaskan pentingnya mahasiswa mempelajari guideline atau pedoman yang diinformasikan pengelola jurnal. Pedoman ini menjadi petunjuk bagi mahasiswa untuk menyusun format penulisan yang sesuai atau yang ditentukan oleh pengelola jurnal. Ia mengingatkan bahwa format tulisan yang sesuai menjadi penentu bagi reviewer jurnal untuk menerima atau menolak jurnal yang diajukan, sehingga mahasiswa tidak boleh menyusun jurnal sesuai dengan keinginan pribadi tapi mengikuti ketentuan yang ditetapkan. Mahasiswa sebagai peneliti dituntut untuk teliti dalam mempelajari, menyusun narasi dan information, dan mengikuti arahan dan ketentuan.
Pada akhir pertemuan, Ia memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mempelajari dan menekuni Ilmu Hubungan Internasional dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Publikasi karya ilmiah menjadi salah satu pengalaman belajar yang akan meningkatkan hardskill and softskill yang berguna bagi mahasiswa setelah lulus nanti.