Tag: Karya

Upacara Hari Pahlawan, 21 PNS UNIB Terima Penghargaan Satyalacana Karya Satya

MEMPERINGATI Hari Pahlawan Ke-78 Tahun 2023, Universitas Bengkulu menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih, di halaman Gedung Rektorat UNIB, Jumat pagi (10/11/2023). Upacara dipimpin langsung oleh Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc selaku Pembina Upacara.

Pengibaran Bendera Merah Putih pada upacara memperingati hari Pahlawan 2023.(foto:hms1)

Tampak hadir para Wakil Rektor, para Dekan, ketua-ketua lembaga dan unit kerja, serta ratusan dosen, tenaga kependidikan (Tendik) dan mahasiswa. Sebagai petugas upacara adalah para mahasiswa dari Fakultas Pertanian UNIB.

Pada upacara yang dimulai pukul 07.35 WIB tersebut, Rektor UNIB selaku Pembina Upacara membacakan sambutan tertulis Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini. Diakhir upacara, Rektor menyematkan pin tanda penghargaan dan membagikan piagam Satyalacana Karya Satya kepada 21 Pegawai Negeri Sipil (PNS) UNIB baik dosen maupun tenaga kependidikan (Tendik).

Suasana upacara berlangsung tertib dan hikmat.(foto:hms1)

Dari 21 PNS yang menerima penghargaan tersebut, sebanyak 9 orang menerima Satyalacana Karya Satya masa pengabdian XXX tahun, 5 orang menerima Satyalacana Karya Satya XX tahun, dan 7 orang menerima Satyalacana Karya Satya X tahun. Daftar penerima penghargaan dapat dilihat pada daftar di bawah ini.

Sementara itu, dalam amanatnya Rektor menyampaikan Hari Pahlawan ke-78 ini diperingati dengan mengusung tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”.

Tema ini diangkat melalui renungan yang mendalam untuk menjawab ancaman penjajahan trendy yang kian nyata. Mengingat kita merupakan pasar yang besar dan dikarunia begitu banyak sumber daya alam yang luar biasa seperti tanah yang subur, hasil laut yang melimpah, kandungan bumi yang menyimpang beragam mineral.

Rektor UNIB ketika membacakan sambutan tertulis dari Menteri Sosial RI.(foto:hms1)

Inilah tantangan yang sesungguhnya bagi penerus untuk mengelola kekayaan alam dan juga potensi penduduk Indonesia bagi kejayaan Bangsa dan Negara.

Ancaman dan tantangan ini akan kita taklukkan berbekal semangat yang sama seperti dicontohkan para pejuang 10 November 1945. Tidak mudah memang, tapi pasti bisa. Karena Pahlawan Bangsa telah mengajarkan kita nilai-nilai perjuangan. Nilai yang jika kita ikuti niscaya membawa jejak kemenangan.

Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran serta mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan kelompok dan atau diri sendiri.

Menyanyikan lagu-lagu perjuangan oleh Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Pertanian.(foto:hms1)

Para Pahlawan telah mengajarkan kepada kita bahwa: kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah. Sebesar apapun ancaman dan tantangan akan kita hadapi. Dengan tangan mengepal dan dada menggelora.

Dengan hanya berbekal bambu runcing, para Pahlawan dalam Pertempuran 10 November menghadapi musuh yang merupakan Pemenang Perang Dunia dengan persenjataan terbaiknya. Rakyat bergandeng tangan dengan para Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama berikut pengikutnya, bersama laskar-laskar pemuda dan pejuang dari seantero Nusantara, semuanya melebur menjadi satu. Merdeka atau Mati!

Bersyukur saat ini, semangat untuk berantas kebodohan dan perangi kemiskinan dapat dilihat dan dirasakan denyutnya di seluruh pelosok Negeri.

Bersama kita bangun usaha dan ekonomi kerakyatan yang akan menjadikan Indonesia tumbuh menjadi negara yang makin maju, makin sejahtera.

Selamat Hari Pahlawan tahun 2023. Marilah kita panjatkan doa bagi para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Demikian Rektor seraya mengutif amanat tertulis Mensos RI, Tri Rismaharini. [Penulis : Purna Herawan/Humas].

Rektor UNIB menyematkan pin penghargaan dan membagikan piagam Satyalacana Karya Satya.(hms1)
Rektor dan para Wakil Rektor foto bersama dengan penerima penghargaan Satyalacana Karya Satya dan swafoto dengan para petugas upacara dari Fakultas Pertanian UNIB.(foto:hms1)

Publikasi Karya Ilmiah, Bagaimana? – Universitas Jakarta

Muhammad Fachrie, S.IP., M.A.,  sedang membuka pertemuan digital dan dihadiri beberapa mahasiswa tingkat akhir

Dalam rangka mengedukasi dan memotivasi mahasiswa untuk mempublikasikan karya ilmiah berupa jurnal, Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., Dosen Ilmu Hubungan Internasional  dan sekaligus Wakil Dekan 1 Bidang Akademik FISIP Universitas Jakarta, mengadakan pertemuan digital dengan beberapa mahasiswa tingkat akhir jurusan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Jakarta. Bagi sivitas akademika, publikasi karya ilmiah berupa jurnal menjadi sangat penting untuk melatih mahasiswa menganalisis permasalahan atau fenomena yang terjadi di dunia dan memberikan pencerahan kepada khalayak terkait persoalan yang terjadi.

Pada tahap awal, Muhammad Fachrie, S.IP., M.A., menjelaskan foundation information utama yang digunakan peneliti di Indonesia untuk mempelajari sumber-sumber jurnal, yaitu melalui situs SINTA (Science and Expertise Index). Ia menjelaskan bahwa ada klasifikasi jurnal berdasarkan akreditasinya, mulai dari SINTA 1 s.d. SINTA. Mahasiswa dapat memilih jurnal mana yang mereka inginkan untuk tujuan publikasi karya ilmiah. Namun, mahasiswa harus memperhatikan persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan pengelola jurnal. Setiap jurnal bisa saja memiliki persyaratan dan ketentuan yang berbeda satu dan lainnya.

Muhammad Fachrie, S.IP., M.A.,  sedang mempresentasikan situs SINTA (Science and Expertise Index) sebagai foundation information bagi peneliti dalam mempelajari jurnal-jurnal yang terindeks 

Ia juga menjelaskan pentingnya mahasiswa mempelajari guideline atau pedoman yang diinformasikan pengelola jurnal. Pedoman ini menjadi petunjuk bagi mahasiswa untuk menyusun format penulisan yang sesuai atau yang ditentukan oleh pengelola jurnal. Ia mengingatkan bahwa format tulisan yang sesuai menjadi penentu bagi reviewer jurnal untuk menerima atau menolak jurnal yang diajukan, sehingga mahasiswa tidak boleh menyusun jurnal sesuai dengan keinginan pribadi tapi mengikuti ketentuan yang ditetapkan. Mahasiswa sebagai peneliti dituntut untuk teliti dalam mempelajari, menyusun narasi dan information, dan mengikuti arahan dan ketentuan.

Pada akhir pertemuan, Ia memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mempelajari dan menekuni Ilmu Hubungan Internasional dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Publikasi karya ilmiah menjadi salah satu pengalaman belajar yang akan meningkatkan hardskill and softskill yang berguna bagi mahasiswa setelah lulus nanti.