Tag: Pulau

Guru Besar IPB College Paparkan Konsep Blue Financial system untuk Pulau Enggano

GURU Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB College, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menjadi pemateri pada Kuliah Umum bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan” di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu, Rabu (23/8/2023).

Prof. Rokhmin ketika memberikan kuliah umum kepada mahasiswa UNIB.(foto:hms1)

Dalam paparannya di hadapan Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA dan para dosen serta mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan period Presiden Megawati Soekarnoputri ini juga menjelaskan tentang konsep Blue Financial system (Ekonomi Biru).

Mengutif pendapatnya sendiri, menurut Prof. Rokhmin, definisi Ekonomi Biru (Blue Financial system) adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa (items and providers) yang dibutuhkan umat manusia secara berkelanjutan (Dahuri, 2015).

“Definisi itu sangat relevan untuk dikedepankan ketika kita membahas tentang bagaimana mengembangkan potensi kelautan di Provinsi Bengkulu khususnya Pulau Enggano. Sebab, sebagaimana kita ketahui bahwa Pulau Enggano memiliki banyak sekali sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan, baik sektor pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata dan kultur budaya yang unik.

Prof. Rokhmin sebagai Penasehat Ahli Gubernur Bengkulu bidang Kelautan dan Perikanan sangat bersemangat membahas tentang konsep pembangunan Pulau Enggano.(foto:hms1)

Namun untuk mewujudkan pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan tentu bukan hal yang mudah dan membutuhkan peran serta, kolaborasi dan sinergisitas program dari berbagai pihak, termasuk pihak akademisi dalam hal ini seperti Universitas Bengkulu yang telah memiliki banyak sumberdaya manusia yang mumpuni.

Peran UNIB dalam peningkatan pembangunan Pulau Enggano dapat dilakukan antara lain dengan melakukan R & D yang mendalam tentang ekosistem, keanekaragaman hayati, potensi SDA, dan tantangan lingkungan yang dihadapi Pulau Enggano. Luaran dari R & D ini dapat menjadi landasan dasar bagi perencanaan pengelolaan wilayah yang berkelanjutan.

Prof. Rokhmin ketika memberikan buku karangannya kepada Gubernur dan Rektor UNIB.(foto:hms1)

Kemudian, mendirikan atau mengembangkan program studi yang fokus pada pengembangan potensi yang ada di Pulau Enggano, dalam hal ini ilmu lingkungan, ilmu kelautan dan perikanan, kehutanan, bioteknologi, penerapan industri 4.0, dan pariwisata.

Selanjutnya, dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan dan program pendidikan kepada masyarakat lokal tentang praktik-praktik berkelanjutan dalam pertanian, perikanan, pengelolaan sampah, dan lain-lain. Serta melakukan kolaborasi penelitian dan proyek bersama  dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal untuk menginisiasi proyek-proyek berkelanjutan yang dapat menghasilkan solusi konkret dalam pengelolaan wilayah dan SDA.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Kota Bengkulu.

Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Standing tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

Prof. Rokhmin menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk kemajuan Pulau Enggano.(hms1)

Dengan mencermati kondisi Pulau Enggano yang letaknya jauh dari pusat kota Provinsi Bengkulu, dengan segala hambatan-hambatannya, namun memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, maka menurut Prof. Rokhmin sepatutnya pengembangan Pulau Enggano mengacu pada ciri ekonomi trendy.

Ciri ekonomi trendy antara lain ukuran unit usaha memenuhi economic system of scale, menerapkan ISCMS (Built-in Provide Chain Administration System), menggunakan teknologi mutakhir pada setiap mata rantai Provide Chain System, dan mengikuti prinsip-prinsip sustainable improvement.

“Untuk memajukan Pulau Enggano harus dengan mannequin pembangunan berskala besar, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena itu, kolaborasi dan sinergisitas antar berbagai pihak merupakan suatu keharusan,” papar Prof. Rokhmin Dahuri.

Bagaimana langkah-langkahnya, menurut Prof. Rokhmin yang pertama penting dilakukan adalah menyusun dan menyesuaikan implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), harus dibuat terpadu antara darat dan laut. Minimal 30% wilayah Pulau Enggano dialokasikan untuk kawasan lindung (protected areas), selebihnya untuk berbagai kegiatan ekonomi (sektor) pembangunan.

Selanjutnya, lakukan upaya untuk mendorong terlaksananya kegiatan ekonomi utama yang dapat dibagi dalam delapan sektor, yaitu perikanan budidaya (laut, payau, dan perairan tawar); perikanan tangkap; pariwisata; pertanian (tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, dan peternakan); Hutan Tanaman Industri dan non-timber merchandise (madu, damar, dll); industri pengolahan berbasis SDA terbarukan; industri bioteknologi; dan pusat logistik maritim IORA (Indian Ocean Rim Affiliation).

Semua kegiatan ekonomi (pembangunan) diatas harus ditempatkan sesuai dengan land and water suitability-nya, dan intensitas pembangunannya tidak melampaui daya dukung lingkungan (Environmental Carrying Capability). Kemudian, whole ukuran dan perputaran ekonomi semua sektor pembangunan diatas khususnya perikanan tangkap, harus besar (big-push improvement mannequin) supaya dapat mengatasi excessive price economic system akibat remoteness, rendahnya akesibilitas dan konektivitas, dengan tetap tidak melebihi daya dukung lingkungan.

Selanjutnya kata Prof. Rokhmin, semua kegiatan ekonomi harus useful resource effcient, zero-waste dan zero-GHG emission, dan laju pemanfaatan SDA tidak melampui renewable capability-nya. Secara bertahap, tapi cepat, melakukan transisi energi, dari energi fosil (batubara dan minyak) ke energi terbarukan dan bersih (matahari, angin, hidro, ocean, dan lainnya). Terutama photo voltaic power.

Prioritaskan masyarakat lokal yang melakukan kegiatan pembangunan, investasi, dan bisnis.

Lalu, undang investor stage Propinsi Bengkulu, Nasional, dan International untuk bekerjasama dengan investor (masyarakat) lokal di dalam menjalankan investasi dan bisnis di sektor-sektor ekonomi prioritas (perikanan tangkap). Lakukan revitalisasi dan pembangunan infrastruktur baru (pembangkit listrik berbasis EBT, jalan, listrik, telkom, web, jaringan irigasi, pelabuhan, bandara, dll) sesuai kebutuhan untuk mendukung kegiatan ekonomi diatas.

Lakukan juga peningkatan kapasitas (information, abilities, experience, etos kerja, dan akhlak) masyarakat lokal melalui program Diklatuh. Dan langkah terpenting adalah para pemangku kebijakan harus memastikan bahwa kebijakan politik dan ekonomi (moneter, fiskal, iklim investasi, dan Ease of Doing Enterprise) tetap dalam kondisi yang kondusif.

“Saya pikir Enggano akan menjadi pulau yang maju dan mampu berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian Bengkulu jika semua langkah dan tahapan tersebut mampu dilaksanakan secara baik. Saya sendiri akan berusaha meyakinkan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan agar membantu kemajuan Pulau Enggano dan berupaya mencarikan investor yang tepat untuk menggerakkan potensi ekonomi di pulau terluar tersebut,” ujar Prof. Rokhmin.

Rektor UNIB menyambut baik kuliah umum ini dan menyarankan agar pembangunan Pulau Enggano ke depan dapat dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.(foto:hms1)

Sementara itu, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc dalam sambutnya memberikan apresiasi kepada Fakultas Pertanian yang telah menyelenggarakan kuliah umum dengan tema yang sangat relevan ini. Rektor juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Rokhmin Dahuri yang telah menyempatkan waktu berbagi ilmu dan pengetahuan kepada mahasiswa UNIB.

Terkait dengan Pulau Enggano kata Rektor, adalah permata alam yang memiliki keindahan luar biasa, ekosistem yang kaya, dan budaya yang beragam. “Saya bersama para Wakil Rektor seminggu yang lalu baru saja berkunjung ke Pulau Enggano. Kami mengunjungi 6 (enam) desa di sana dan melihat berbagai potensi yang ada. Indah dan eksotis sekali pulau ini,” ungkap Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Pulau ini tambah Rektor, mencerminkan potensi besar yang harus kita pelihara dan kelola dengan bijaksana. Pulau Enggano juga merupakan perwakilan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dihadapkan pada tantangan kompleks dan memiliki peluang luar biasa. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa cara untuk menghadapi tantangan ini adalah melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

“Pendekatan terpadu dan berkelanjutan dengan penetapan zona-zona dan kawasan konservasi sebagai lapisan perlindungan ekosistem pesisir yang rapuh menurut saya merupakan suatu strategi yang ampuh,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya menjelaskan bahwa pendekatan ini dapat mencakup pemantauan dan pengelolaan berkelanjutan, teknologi pertanian yang cerdas, perlindungan hutan mangrove, serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan yang terpadu dan berkelanjutan.

Pemberian cindera mata dan sertifikat kepada Prof. Rokhmin sebagai ungkapkan terimakasih.(foto:hms1)

Pantauan Tim Humas UNIB, kuliah umum yang dipandu Dosen Kelautan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Yarjohan, SPi, M.Si ini disambut antusias oleh para mahasiswa. Pada sesi diskusi, sejumlah mahasiswa angkat tangan untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan, namun karena keterbatasan waktu maka hanya dua penanya yang diberikan kesempatan.

Tak hanya mahasiswa dan dosen, Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA juga mengikuti kuliah umum ini hingga selesai. Juga hadir Wakil Rektor IV UNIB Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Si, Dekan Fakultas Pertanian UNIB Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS, Ketua Prodi Kelautan FP UNIB Dr. Deddy Bakhtiar, serta undangan lainnya.

Acara ini dikahiri dengan pemberian cindera mata berupa plakat Fakultas Pertanian UNIB dari Dekan kepada Prof. Rokhmin Dahuri dan pemberian sertifikat dari Ketua Prodi Kelautan FP UNIB sebagai ungkapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin yang telah menyempatkan diri menjadi pamateri pada kuliah umum ini.[Penulis : Purna Herawan/Humas].

Penasehat Menteri Kelautan Kuliah Umum di UNIB, Bahas Pulau Enggano

MANTAN Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang kini menjadi Penasehat Menteri, Prof. Dr. Ir. Rokhimin Dahuri, MS, memberikan kuliah umum tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan, di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu (UNIB), Rabu (23/8/2023).

Rektor dan para Wakil Rektor bersama Gubernur dan Prof. Rokhimin menuju GLT UNIB.(foto:hms1)

Kuliah umum ini diselenggarakan Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen. Tujuannya, selain untuk menambah wawasan dan pengkayaan ilmu pengetahuan, juga untuk membuka cakrawala berpikir kaum intelektual tentang bagaimana mengimplementasikan ilmu pengetahuan terhadap pengembangan suatu daerah atau kawasan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di Pulau Enggano.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna milik Maskapai Susi Air dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Soekarno.

Para dosen dan ratusan mahasiswa Prodi Kelautan FP UNIB antusias mengikuti kuliah umum.(foto:hms1)

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Standing tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Menariknya materi kuliah umum ini membuat mahasiswa dan para dosen sangat antusias mengikutinya dari awal sampai akhir. Bahkan, tidak hanya mahasiswa, Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA juga tampak serius mengikuti kegiatan bernuansa akademis ini hingga akhir acara.

Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah memberikan arahan dan mengikuti kuliah umum.(foto:hms1)

Dalam jadwal panitia, gubernur memang dimita untuk memberikan sambutan dan pengarahan. Namun karena materi kuliah umum ini menyangkut Pulau Enggano yang menjadi salah satu locus pembangunan dalam program strategis Pemerintah Provinsi Bengkulu, maka gubernur rela mengkesampingkan agenda lainnya demi untuk menyerap informasi dan pengetahuan yang dipaparkan Prof. Rokhimin Dahuri.

“Ini bukan saja karena materi kuliah umumnya yang menarik, tapi juga karena pematerinya, Prof. Rokhimin Dahuri, merupakan orang yang betul-betul ahli, skilled di bidang ini. Karena itu, Saya membersamai adik-adik mahasiswa pada kuliah umum ini untuk sama-sama menyerap informasi dan pengetahuan dari Prof. Rokhimin. Berbagai informasi dan pengetahuan ini akan kita jadikan bahan analisis ketika akan menentukan kebijakan dalam upaya pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan baik yang sedang dilakukan saat ini maupun di masa akan datang,” ujar Gubernur Dr. Rohidin Mersyah.

Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Prof. Rokhimin Dahuri ketika beraudiensi dengan Rektor UNIB dan saat memberikan kuliah umum di GLT UNIIB.(foto:hms1)

Prof. Rokhimin Dahuri sendiri adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia period Kabinet Gotong Royong tahun 2004 di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB College dan saat ini dipercaya sebagai Penasehat Menteri Perikanan RI dan juga Penasehat Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Kelautan dan Perikanan.

Sebelum memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di GLT UNIB, Prof. Rokhimin disambut baik dan melakukan audiensi dengan Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri di ruang kerja rektor. Pada diskusi ini, kedua pihak melakukan pembahasan tentang rencana kolaborasi dan sinergisitas pengembangan pembangunan Pulau Enggano. Sebab, selama ini sudah banyak penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dosen dan mahasiswa UNIB di Pulau Enggano.

“Tadi kita sudah berdiskusi dengan Prof. Rokhimin tentang bagaimana meningkatkan sinergisitas dan kolaborasi antar berbagai pihak dalam mengembangkan pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam dan kultur budaya setempat. Pembahasan-pembahasan lanjutkan akan terus kita laksanakan dan saling berbagi informasi serta gagasan melalui kuliah umum ini merupakan langkah yang sangat positif dalam berkontribusi bagi pembangunan daerah,” ujar Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Rektor UNIB sampaikan sambutan dan usulan pola pendekatan pembangunan Pulau Enggano.(foto:hms1)

Rektor menambahkan, mengingat banyaknya potensi kelautan yang belum terungkap dan belum dikelola secara maksimal, ditambah dengan keunikan-keunikan dan posisi strategis Pulau Enggano, maka sudah selayaknya Provinsi Bengkulu menjadikan Pulau Enggano sebagai Stasiun Lapang Kelautan untuk pengembangan riset kelautan dengan kekhasan pada ekosistem pesisir dan laut dalam (deep sea). Stasiun Lapang Kelautan yang diinisiasi Universitas Bengkulu ini nanti akan menjadi pusat unggulan riset (Heart of Excellence) di Wilayah Samudera Hindia bagian Barat Sumatera.

“Minggu lalu Saya bersama para Wakil Rektor telah berkunjung ke Pulau Enggano dalam rangka KKN Kolaborasi UNIB dan UGM di 6 (enam) desa yang ada di Enggano. Saya melihat Enggano adalah pulau yang sangat eksotis, menyimpan banyak kekayaan alam, flora dan fauna serta kultur budaya. Dalam pembangunan Enggano menurut Saya penting menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan sehingga berdampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat dan juga pelestarian alam dan lingkungan,” papar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Prof. Rokhimin membagikan bukunya “Indonesia Poros Maritim Dunia” kepada gubernur dan rektor.(hms1)

Sebelumnya Dekan Fakultas Pertanian UNIB, Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS mengucapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin Dahuri yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan kepada para mahasiswa dan dosen UNIB tentang bagaimana strategi pengembangan pembangunan Pulau Enggano yang terpadu dan berkelanjutan.

“Juga kepada Bapak Gubernur dan Ibu Rektor UNIB, kami mengucapkan terimakasih karena telah membersamai kami dalam kegiatan kuliah umum ini. Menurut Saya kuliah umum hari ini sangat istimewa dan semoga memberikan banyak manfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Pemberian buku kepada Dekan FP UNIB dan pemberian Sertifikat dari Prodi Kelautan UNIB kepada Prof. Rokhimin Dahuri sebagai ucapan terimakasih.(foto:hms1)

Jalannya kuliah umum dipandu Dosen Kelautan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Yarjohan, SPi, M.Si. Di sela-sela acara, Prof. Rokhimin membagikan buku karangannya kepada Gubernur, Rektor, Dekan FP UNIB dan Ketua Program Studi Kelautan. Di akhir acara, Prof. Rokhimin memberikan semangat dan motivasi kepada para mahasiswa UNIB untuk terus belajar sehingga nanti dapat menjadi pemimpin yang berkualitas. [Penulis : Purna Herawan/Humas].

Gubernur berdiskusi dengan mahasiswa dan melakukan sesi foto bersama.(foto:hms1)
Prof. Rokhimin Dahuri tampak semangat berbagi ilmu pengetahuan, ide-ide dan gagasan serta konsep strategi untuk pengembangan pembangunan Pulau Enggano yang terpadu dan berkelanjutan.(foto:hms1)

Program Mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM Dorong Kemajuan Pulau Enggano

SELAMA 50 hari sejak 28 Juni 2023, sebanyak 65 mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi UNIB – UGM telah mengabdikan diri di 6 (enam) desa dalam wilayah pulau terluar Indonesia, Pulau Enggano. Berbagai program yang telah dilaksanakan kaum intelektual ini diyakini sebagai tonggak sejarah baru dalam mendorong kemajuan pulau yang berjarak 156 KM atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu tersebut.

Rektor UNIB bersama Tim Monev KKN UNIB di lokasi Pageant Concord of Enggano.(foto:p3kkn)

Berbagai progam kerja dan hasil luarannya dipaparkan masing-masing perwakilan kelompok mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM dari 6 desa pada saat sharing session di Aula Kantor Camat Enggano, Selasa (8/8/2023).

Acara ini dihadiri Tim Monev KKN UNIB Periode Ke-100 yang dipimpin langsung oleh Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, para Wakil Rektor UNIB, serta Camat Enggano Susanto MD dan unsur FORKOMPINCAM Kecamatan Enggano lainnya.

Rektor UNIB ketika memberi arahan pada acara sharing session KKN Kolaborasi UNIB-UGM.(foto:p3kkn)

Setelah mendengarkan paparan masing-masing perwakilan kelompok KKN, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para mahasiswa KKN Kolaborasi yang telah mengabdi di Pulau Enggano dengan penuh dedikasi dan semangat.

“Program kerja yang telah ananda laksanakan begitu bagus dan luar biasa. Semangat kolaborasi dan partisipasi aktif dengan masyarakat telah mewarnai perjalanan KKN ini, menciptakan dampak positif yang nyata bagi kehidupan masyarakat di Pulau Enggano,” ujarnya.

Rektor menambahkan, kegiatan KKN kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dan Universitas Bengkulu yang telah dilakukan dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal” menawarkan upaya nyata dalam pengembangan desa wisata, desa digital, penanganan stunting, hingga pengembangan produk UMKM.

Program-program ini mencerminkan komitmen mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan keterlibatan secara aktif, menerapkan kegiatan berbasis lingkungan, dan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk kemajuan bersama.

“Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa kerjasama antara universitas, masyarakat, dan pemerintah daerah dapat menghasilkan langkah maju dalam pembangunan dan pelestarian budaya,” tutur Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Camat Enggano ketika memberikan sambutan pada acara sharing session Monev KKN.(foto:p3kkn)

Rektor mengucapkan terimakasih kepada Forkompimcam, Camat Enggano, seluruh Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat, dan seluruh warga yang telah memberikan bimbingan serta kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar hidup bermasyarakat di Pulau Enggano.

Sementara Camat Enggano Susianto MD dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih kepada Universitas Bengkulu dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang telah melaksanakan KKN Kolaborasi untuk pertama kali di Pulau Enggano.

“Apa yang telah dilaksanakan adik-adik mahasiswa dari UNIB dan UGM ini tentu akan menjadi pemacu semangat dan motivasi bagi masyarakat, tokoh-tokoh pemuda dan tokoh adat serta para desa dan perangkatnya, untuk bergerak maju mewujudkan pembangunan di Pulau Enggano yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Apa saja program yang telah dilaksanakan mahasiswa selama KKN di Pulau Enggano ? Dalam sharing session terungkap bahwa masing-masing desa (kelompok) telah melaksanakan 4-6 program kerja unggulan. Berbagai program tersebut dilaksanakan secara kolaborasi, gotong royong dan kerjasama yang baik dengan melibatkan masyarakat setempat.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Kahyapu.(foto:ist)

Perwakilan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Khayapu menjelaskan, setidaknya ada 4 (empat) program yang telah dilaksanakan, yaitu; 1. Sosialisasi Pembuatan Kokedama dengan pemanfaatan limbah serabut kelapa menjadi kerajinan bernilai guna; 2. Introduching English with ESF yang bertujuan meningkatkan minat berbahasa Inggris bagi para siswa; 3. Edukasi Sadari dan Nutrisi pada Ibu Hamil, Menyusui dan pada Balita; dan 4. Pembuatan Masterplan Mannequin Visible 3D Ekowisata Mangrove untuk melatih masyarakat dalam merencanakan secara terperinci tata letak fasilitas, jalur pejalan kaki, zona konservasi, dan infrastruktur pendukung lainnya dalam pengembangan ekowisata mangrove di Desa Kahyapu.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Kaana.(foto:ist)

Kemudian dari kelompok Desa Kaana, mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM telah melaksanakan 6 (enam) program, yaitu : 1. Sosialisasi manajemen keuangan keluarga dan investasi pasca panen; 2. Optimalisasi Pariwisata Pulau Enggano Melalui Pembuatan Lokasi atau Marking Location di Google Maps; 3. Gerakan Bersih Pantai dengan Melibatkan Partisipasi Masyarakat; 4. Edukasi Mitigasi Bencana Alam Tsunami dan Gempa Bumi; 5. Pengadaan RUMBER (Rumah Belajar); dan 6. Penyaluran Al-Qur’an, Iqra dan Jus Amma.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Malakoni.(foto:ist)

Dari kelompok Desa Malakoni melaporkan bahwa mereka telah melaksanakan 6 program kerja, yaitu : 1. Mineral Blok; 2. Restorasi Tugu Selamat Datang Pulau Enggano; 3. Sekolah Alam; 4. Medical Chek-up dan pelayanan kesehatan masyarakat; 5. K3 dan PPGD; dan 6. Sosialisasi Media Pembelajaran Digital.

Selanjutnya, kelompok KKN Kolaborasi di Desa Apoho, telah melaksanakan 4 (empat) program kerja, yaitu : 1. Penanaman bibit di kebun Desa Apoho; 2. Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan darah dan gula darah sewaktu) secara free of charge; 3. Pembuatan teknologi Bioreeftek dengan memanfaatkan limbah batok kelapa untuk konservasi terumbu karang; dan 4. Optimalisasi pemanfaatan dan pengolahan daun pisang menjadi komoditi bernilai ekonomis.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Apoho.(foto:ist)

Kelompok KKN Kolaborasi di Desa Meok telah melaksanakan 6 (enam) program kerja unggulan, yaitu : 1. Promosi Ekowisata dan Keanekaragaman Hayati Pulau Enggano Melalui Publikasi Artikel dan Pengisian Web site; 2. Pemeliharaan dan Optimaliasi Objek Wisata dengan Pemasangan Papan Informasi di Bak Blaw; 3. Pengenalan dan Pelatihan Robotika Dasar Bagi Pelajar SD; 4. Pengadaan Tempat Sampah di Lokasi Wisata Bak Blaw; 5. Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan darah, gula darah sewaktu, kolestrol whole) dan Edukasi Mengenai Penyakit Degeneratif; dan 6. Pelatihan Karya Sastra Berupa Penulisan Puisi Sebagai Upaya Melestarikan Budaya dan Bahasa.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Meok.(foto:ist)

Dan perwakilan Kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Banjarsari melaporkan, mereka telah melaksanakan program PHBS; Skrining Kesehatan; Pembuatan Peta Desa; Pembukaan Pendaftaran NIB; dan Pembuatan Teknologi Biorefteek untuk menciptakan lingkungan laut yang berkelanjutan memanfaatkan limbah batok kelapa.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Banjarsari.(foto:ist)

Selama melaksanakan KKN Kolaborasi, para mahasiswa didampingi dua dosen pembimbing lapangan (DPL), satu dari UNIB Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si dan satu dosen dari UGM Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut, M.Si, IPU.

Kegiatan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Meok.(foto:ist)

Sebagai puncak kegiatan, mahasiswa peserta KKN bekerjasama dengan pemerintah setempat menggelar Pageant Enggano yang mengusung tema “Concord of Enggano : Menyingkap Mozaik Kultural Tersembunyi di Pulau Enggano.” Pageant digelar Rabu siang hingga malam, tanggal 9 Agustus 2023.

Pageant ini menampilkan berbagai show yang menggambarkan kekayaan flora dan fauna, keindahan pariwisata dan budaya, produk UMKM, serta diwarnai berbagai penampilan tari dan seni tradisional dan fashionable serta perlombaan-perlombaan sebagai ajang mengasah keterampilan dan meningkatkan gotong royong dan harmonisasi di tengah masyarakat. Selamat datang di Pulau Enggano, pulau yang eksotik dan kaya budaya. Ya u waika ! [Laporan : Yarjohan. Penulis : Purna Herawan/Humas].

Competition Concord of Enggano, Puncak KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Pulau Enggano

SEBANYAK 35 mahasiswa dari universitas terkemuka di Provinsi Bengkulu, UNIB, dan 30 mahasiswa dari berbagai bidang ilmu dari universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, telah berkolaborasi, terlibat aktif memberikan warna dan semangat serta motivasi, membaur bersama dalam kehidupan masyarakat di pulau terluar Indonesia, Pulau Enggano, selama 50 hari terakhir.

Rektor dan para Wakil Rektor bersama FORKOMPINCAM Enggano di Competition Concord Enggano.(p3kkn)

Mahasiswa berjumlah 65 orang yang menjadi peserta KKN Kolaborasi UNIB-UGM ini berasal dari berbagai fakultas dan bidang ilmu. Mereka juga berasal dari berbagai suku, agama dan budaya yang ada di Indonesia. Mereka adalah kaum intelektual muda yang mendidikasikan dirinya untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di pulau yang berjarak 156 KM atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu tersebut.

Rektor dan Tim Monev KKN UNIB disambut oleh Ketua Adat Pulau Enggano.(p3kkn)

Berbagai program kerja dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal” telah dilaksanakan dengan semangat kolaborasi dan partisipasi aktif bersama masyarakat. Program tersebut antara lain terkait dengan penanganan stunting dan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, pengembangan desa wisata yang ramah dan berorientasi pelestarian lingkungan, desa digital, pengembangan produk UMKM, hingga kegiatan edukasi serta peningkatan non secular keagamaan. Program-program ini mencerminkan komitmen mahasiswa untuk mendorong kemajuan bersama.

Rektor memberikan cindera mata dan penghargaan kepada Camat Enggano dan UGM.(foto:p3kkn)

Di penghujung kegiatan, para mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM bersama dengan pemerintah dan masyarakat setempat menggelar Competition Concord of Enggano : Menyingkap Mozaik Kultural Tersembunyi di Pulau Enggano.

Para mahasiswa bersama masyarakat berkumpul di lapangan SMPN 17 Desa Apoho Kecamatan Enggano. Berbagai pameran produk UMKM ditampilkan, perlombaan dan permainan rakyat pun dipertontonkan pada hari Selasa dan Rabu malam, 8-9 Agustus 2023. Tak hanya itu, pada pageant yang dirangkai dengan aneka lomba menyambut HUT RI ke-78 tahun 2023 ini, juga diwarnai dengan kegiatan pameran budaya, skrining kesehatan dan donor darah.

Rektor UNIB meninjau stand pameran dan bazar UMKM di Competition Concord Enggano.(foto:p3kkn)

Ya u waika. Selamat datang di Competition Concord of Enggano. Pada malam puncak yang penuh berkah ini, izinkan saya selaku Rektor Universitas Bengkulu untuk mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Forkompimcam, Camat Enggano, seluruh Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat, dan seluruh warga Pulau Enggano yang telah memberikan bimbingan serta kesempatan bagi mahasiswa kami untuk belajar hidup bermasyarakat di Pulau Enggano,” ujar Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc.

Rektor membagikan piala dan hadiah kepada para pemenang lomba Competition Concord Enggano.(p3kkn)

Rektor hadir langsung di Pulau Enggano dan ikut membersamai Competition Concord Enggano yang diselenggarakan mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM dan pemerintah setempat. Rektor telah mendengarkan dan melihat program kerja mahasiswa selama KKN dan Dia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para mahasiswa UNIB-UGM.

“Program kerja yang telah ananda laksanakan begitu bagus dan luar biasa. Semangat kolaborasi dan partisipasi aktif dengan masyarakat telah mewarnai perjalanan KKN ini, menciptakan dampak positif yang nyata bagi kehidupan masyarakat di Pulau Enggano,” ujarnya.

Rektor UNIB foto bersama dengan peserta KKN Kolaborasi dan menghadiri malam puncak pageant.(p3kkn)

Menurut Rektor, program ini mencerminkan komitmen mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan keterlibatan secara aktif, menerapkan kegiatan berbasis lingkungan, dan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk kemajuan bersama.

“Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa kerjasama antara universitas, masyarakat, dan pemerintah daerah dapat menghasilkan langkah maju dalam pembangunan dan pelestarian budaya,” tutur Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Rektor dan para Wakil Rektor menghadiri malam puncak Festimal Concord Enggano.(foto:p3kkn)

Rektor menambahkan, Pulau Enggano merupakan surga kecil nan eksotis, kaya akan pesona alam dan keberagaman budayanya. Potensi-potensi yang dimiliki Enggano, dari lingkungan alam yang mengagumkan hingga keanekaragaman hayati yang melimpah, dari kekayaan sosial budaya, suku, dan bahasa, potensi pariwisata, hingga sektor ekonomi, termasuk UMKM pun semuanya perlu sentuhan generasi muda untuk pengembangannya.

“Competition KKN ini menjadi langkah awal dan bentuk konkret kolaborasi antara universitas dan masyarakat untuk memanfaatkan potensi tersebut untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Mari kita terus mengangkat semangat pemuda dalam upaya membangun desa. Semangat pemuda merupakan aset berharga bagi pembangunan daerah dan bangsa,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Pemuda dan Pemudi Pulau Enggano menampilkan tari dan budaya asli setempat.(foto:p3kkn)

Pada akhirnya, pageant ini tak hanya menjadi acara perayaan semata, tetapi juga sebagai ajang inspirasi dan kesempatan bagi kita semua untuk terus berkontribusi dan memajukan Pulau Enggano. Semoga pageant ini membawa dampak positif dan keberkahan bagi masyarakat Pulau Enggano serta menguatkan ikatan harmoni di antara kita semua.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan serta dalam keberhasilan pageant ini. Semoga semangat kebersamaan dan kolaborasi ini terus menginspirasi kita semua untuk mewujudkan kemajuan dan kebaikan bagi Pulau Enggano, bagi Bengkulu, dan Indonesia,” tukas Dr. Retno Agustina Ekaputri.[Laporan : Yarjohan. Penulis : Purna Herawan/Humas].

Tari kontemporer dan peragaan style present juga mewarnai Competition Concord Enggano.(foto:p3kkn)
Tokoh Adat Pulau Enggano dan Dosen Pembimbing dari UGM membagikan hadiah lomba.(foto:p3kkn)
Para ahasiswa, pemuda dan pemudi serta masyarakat Enggano membaur dalam keharmonisan.(p3kkn)

Menyelami Keindahan Pantai Pulau Dua Enggano

BELUM afdol rasanya jika datang ke Pulau Enggano tapi tidak menikmati wisata di pulau terluar Indonesia tersebut. Begitupun yang dilakukan Rektor dan para Wakil Rektor UNIB. Di sela-sela kegiatan Monitoring dan Evaluasi KKN Periode Ke-100 di Enggano, 8-9 Agustus 2023, para pimpinan UNIB tersebut menyempatkan diri menikmati keindahan wisata yang tidak jauh dari lokasi kegiatan, yaitu Danau Bak Blau di Desa Meok dan Pantai Pulau Dua di Kahyapu.

Rektor dan para Wakil Rektor ketika mengunjungi wisata Danau Bak Blau di Desa Meok.(foto:p3kkn)

Kunjungan ke Danau Bak Blau dilakukan sesaat setelah Rektor dan para Wakil Rektor mendarat di Bandar Udara Enggano. Kegiatan ini untuk mengisi kekosongan jadawal acara pada Selasa siang, mengingat acara Sharing Session dan Monev KKN Kolaborasi UNIB-UGM dilaksanakan mulai jam 3 sore. Tak hanya menikmati panorama alam danau dengan air yang jernih dan biru, Rektor dan para Wakil Rektor juga diajak makan bersama dengan nuansa laut di lokasi objek wisata yang indah tersebut.

Keesokan harinya, Rabu (9/8/2023), menjelang dilaksanakannya “Competition Concord of Enggano : Menyingkap Mozaik Kultural Tersembunyi di Pulau Enggano” sebagai puncak kegiatan KKN Kolaborasi UNIB-UGM, Rektor dan para Wakil Rektor UNIB juga menyempatkan diri berkunjung ke objek wisata bahari di Pulau Dua. Pulau ini terletak tidak jauh dari Pelabuhan Ferry Desa Kahyapu dan dapat diakses menggunakan perahu motor dalam tempo 20 menit.

Rektor, para Wakil Rektor dan Tim Monev KKN UNIB mengunjungi wisata bahari Pulau Dua.(foto:p3kkn)

Tak hanya menikmati indahnya hutan bakau yang mengelilingi pantai, melihat air laut yang biru dan jernih membuat Rektor dan para Wakil Rektor bergegas memasang peralatan selam untuk menikmati keindahan dasar laut beserta ikan-ikan yang banyak berkeliaran. Cuaca cerah sangat mendukung penyelaman dan setelah matahari mulai memancarkan triknya Rektor dan para Wakil Rektor beristirat di bawah pepohonan sembari menyerumput segarnya air kelapa muda.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KKN UNIB Periode Ke-100 tahun 2023 telah mencetatkan sejarah, dimana dalam melaksanakan Monev KKN yang rutin digelar setiap tahun, baru pertama kali ini Rektor beserta para Wakil Rektor melaksanakan Monev di Pulau Enggano. Begitupun bagi masyarakat Pulau Enggano, KKN Kolaborasi UNIB dan UGM yang melibatkan 65 mahasiswa (35 dari UNIB dan 35 dari UGM) yang dilaksanakan sejak 28 Juni 2023 lalu merupakan momentum bersejarah yang diharapkan menjadi tonggak kemajuan bagi Enggano.

Rektor dan para Wakil Rektor bersiap menyelami laut pantai Pulau Dua.(foto:p3kkn)

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna milik Maskapai Susi Air dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Soekarno.

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Standing tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Rektor menikmati penyelaman laut biru dan jernih di Pulau Dua Kecamatan Enggano.(foto:p3kkn)

Untuk Pulau Dua sendiri, merupakan pulau kosong yang sering dijadikan persinggahan para nelayan mencari ikan. Ada beberapa bangunan nelayan dan resort namun tidak berpenghuni. Luas pulau ini lebih kurang 30 hektar dengan pemandangan bahari yang indah, pasir laut yang putih dan air laut yang biru dan jernih.

Setelah menyelami keindahan Pulau Dua, Rektor dan para Wakil Rektor UNIB ingin sekali mengunjungi objek wisata lainnya di Pulau Enggano, seperti wisata batu lobang di Banjarsari, Pulau Merbau di Kahyapu, Kolam Podipo dan banyak lagi lainnya. Namun karena keterbatasan waktu, usai membersamai mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM pada Competition Concord of Enggano yang dihelat di lapangan SMPN 17 Desa Apoho Rabu malam, keesokan harinya Rektor dan rombongan kembali ke Kota Bengkulu dengan menaiki “burung besi” pesawat jenis Cessna yang berpenumpang 11 orang. [Laporan : Yarjohan. Penulis : Purna Herawan/Humas].

Suasana kekompakan dan keceriaan ketika Rektor dan para Wakil Rektor, Koordinator dan Ketua P3KKN beserta Tim Monev KKN Kolaborasi UNIB-UGM menyelami dan menikmati keindahan pantai Pulau Dua.