Menjelang hari raya keagamaan seperti Lebaran, Natal, Paskah, atau Imlek biasa akan banyak juga bisnis bakery yang muncul, baik itu bisnis yang sudah ada sebelumnya maupun bisnis bakery yang baru. Beberapa hal yang perlu dicermati untuk berbisnis ini:
- Produk yang paling diminati
Kue kering akan selalu muncul apalagi ketika momen hari raya sudah dekat. Kue kering akan menjadi sajian yang banyak dijumpai maupun menjadi hantaran atau hadiah untuk kerabat, sahabat maupun keluarga. Bakery lain seperti cake atau chiffon, mudah dibuat dan Harga Pokok Penjualan (HPP) nya juga tidak terlalu besar, bisa divariasi dengan topping atau filling yang sesuai dan menarik, bertemakan hari raya.
- Pilih produk yang tetap ramai meski hari raya berlalu
Tentunya kita ingin bisnis ini akan tetap berjalan dan ramai meskipun sudah tidak mendekati hari raya atau hari rayanya sudah berlalu. Pemilihan produk bakery yang tetap bisa dijalankan dan peminatnya tetap konsisten dan banyak di periode selain hari raya, seperti roti, kue kering, dan cake. Misalnya, roti dengan aneka jenis topping dan filling akan tetap memiliki peminat. Ada knowledge yang menyebutkan, ternyata kurang lebih 55% masyarakat menyukai roti manis.
- Pelajari hal yang mendasar dalam bisnis bakery
Dalam berbisnis, tidak cukup hanya modal niat saja, banyak hal yang diperlukan seperti knowledge, fakta, wawasan yang cukup, modal untuk memulai dan tentunya catatan operasional seperti catatan keuangan yang harus terpisah dari keuangan pribadi. Hal berikutnya yang mendasar adalah bagaimana menghitung harga pokok penjualan dan juga biaya-biaya yang ditimbulkan ketika menjalankan bisnis ini,
- Pilih vendor yang tepat
Pemilihan vendor yang mendukung bisnis bakery, seperti desain, kemasan, mesin, premix, foto produk, rombong atau sarana berjualan, provider bahan, hingga pengurusan legalitas seperti Halal dan BPOM sangat penting dan harus menjadi perhatian. Vendor-vendor ini harus diperhatikan karena sangat mendukung dan membantu dalam kelancaran dan kelangsungan bisnis.
Put up Views: 32