Tag: Umum

UGM Juara Umum PIMNAS 2023

Universitas Gadjah Mada sukses menjadi Juara Umum dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-36 yang berlangsung pada 27-30 November  di Universitas Padjajaran Bandung.

Pada PIMNAS kali ini UGM berhasil mendominasi perolehan medali yaitu sebanyak 29 medali. Medali tersebut meliputi 11 emas, 9 perak, dan 9 perunggu.

Rektor UGM, Prof.dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(Okay)., Ph.D., merasa bahagia dengan keberhasilan tim UGM yang berhasil membawa kembali piala bergilir juara umum PIMNAS.

“Selamat untuk kontingen UGM bisa meraih juara umum kembali,” ucapnya, Kamis (30/11) malam usai menerima Piala Bergilir Adhikarta Kertawidya di Universitas Padjajaran.

Ova menyebutkan bahwa capaian yang diraih tim UGM ini bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, PIMNAS merupakan kompetisi bergengsi di tanah air dengan tingkat persaingan yang semakin ketat dari tahun ke tahun.

“Dengan kemenangan ini artinya kualitas penelitian dan karya yang dihasilkan tim mahasiswa UGM semakin baik,” terangnya

Dalam PIMNAS ke-36 ini UGM berhasil meloloskan 62 tim yang melaju di babak closing dari 282 tim UGM yang lolos mendapatkan pendanaan pelaksaan program. Dari kontingen tersebut berhasil mendapatkan 5 emas, 5 perak, dan 5 perunggu dari kategori presentasi. Lalu, 6 emas, 4 perak, serta 4 perunggu dari kategori poster.

Selain itu dua mahasiswa UGM juga berhasil meraih penghargaan individu sebagai mahasiswa bertalenta. Penghargaan tersebut diperoleh Muhammad Jhony Fonsen kategori PKM PM 1 dan Seravin Afra Secunda kategori PKM Okay 4.

PIMNAS ke-36 merupakan kompetisi mahasiswa nasional tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Digelar sebagai ajang untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam pengembangan IPTEKS serta meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menyampaikan karya intelektualnya.

Dalam penyelenggaraan PIMNAS ini diikuti sebanyak 525 kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari 106 perguruan tinggi di Indonesia. Ada sebanyak 2.411 peserta dan 77 juri yang terlibat dalam kegiatan kali ini.

 

Penulis: Ika

Foto: Donnie

 

Seminar Peranan Notaris/PPAT Pasca UUCK dan Kuliah Umum Cyber Notary

PROGRAM Pascasarjana (S2) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu menggelar seminar nasional tentang Peranan Notaris/PPAT Pasca Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) dan kuliah umum tentang cyber notary, di ruang internasional gedung Lab Moot Courtroom, Dekanat FH UNIB, Selasa (14/11/2023).

Ketua Prodi S2 Kenotariatan ketika membuka seminar dan kuliah umum.(foto:hms1)

Dua kegiatan bernuansa akademik ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa, memberikan pengkayaan ilmu pengetahuan dan informasi terbaru tentang berbagai aspek dan paradigma hukum pertanahan khususnya pasca terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja (UUCK) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

“Tidak semua hal dapat kita pelajari di bangku kuliah, terutama menyangkut perubahan regulasi yang begitu cepat terjadi seiring perkembangan zaman. Karena itu, seminar dan kuliah umum ini sangat penting guna meningkatkan kompetensi dan memberi pengkayaan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa,” ujar Ketua Program Pascasarjana Magister Kenotariatan FH UNIB, Dr. Emelia Kontesa, S.H, M.Hum, ketika memembuka seminar dan kuliah umum.

Foto bersama usai pembukaan seminar dan kuliah umum.(foto:hms1)

Seminar nasional yang diselenggarakan secara hybrid, luring dan daring by way of aplikasi zoom assembly ini mengusung tema “Peranan Notaris/PPAT Pasca UUCK di Bidang Pertanahan.” Suatu topik yang sangat relevan dan sedang menjadi bahan diskusi di sejumlah kalangan baik dunia akademisi maupun praktisi hukum di tingkat nasional maupun daerah.

Tampak hadir Wakil Dekan II Bidang Sumber Daya FH UNIB, Dr. Antori Royan, S.H, M.Hum, Guru Besar Bidang Agraria FH UNIB Prof. Dr. Herawan Sauni, S.H, MS, Dosen Senior FH UNIB Dr. Sirman Dahwal, S.H, M.Hum, serta Notaris/PPAT yang menjadi Dosen Praktisi di S2 Kenotariatan UNIB seperti Idayanti, S.H, Kuswari Ahmad, S.H, M.Kn, Rudi Indrajaya, S.H, S.Ip, Sp.N, Deni Kristian Natanael, S.H, S.S, M.H, M.Kn, Annisa Fadillah, S.H, M.Kn, Deni Yohanes, S.H, M.Kn.

Dr. Edmon Makarim ketika menyampaikan materi kuliah umum cyber notary.(foto:hms1)

Setelah seminar nasional yang berlangsung dari pagi hingga siang hari, acara dilanjutkan dengan kuliah umum yang berlangsung hingga sore hari dengan pembahasan yang lebih spesifik yaitu tentang cyber notary. Materi ini tentu tidak kalah pentingnya bagi dunia Notaris/PPAT sebagai Pejabat Umum yang senantiasa harus menyesuaikan diri dengan segala perkembangan zaman.

Program Magister Kenotariatan FH UNIB tentu saja sangat bangga telah mampu melaksanakan dua rangkaian kegiatan ini, apalagi para narasumber dan pemateri yang dihadirkan merupakan orang-orang yang professional di bidangnya.

Narasumber pertama adalah pihak institusi yang berwenang di bidang pertanahan dan erat kaitnya dengan tugas serta fungsi Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), yaitu Iskandar Syah, selaku Direktur Pengaturan Tanah Komunal, Hubungan Antar Lembaga dan PPAT Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Republik Indonesia.

Meskipun penyampaian materi oleh Iskandar Syah beserta Timnya dilakukan by way of aplikasi zoom assembly, namun banyak sekali informasi dan pengetahuan yang diberikan kepada para mahasiswa dan dosen Program Magister Kenotariatan FH UNIB, terutama menyangkut kebijakan dan regulasi tentang Pendaftaran Tanah dan peranan PPAT pasca UUCK.

Peserta kuliah umum tampak antusias mendengarkan paparan Dr. Edmon.(foto:hms1)

Narasumber kedua adalah seorang dosen tetap dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), juga peneliti dan penulis buku yang berhubungan dengan cyber notary, yaitu Dr. Edmon Makarim, S.Kom, S.H, LL.M.

“Pak Edmon ini juga merupakan salah satu dosen kita di Magister Kenotariatan FH UNIB yang biasanya menyampaikan kuliah secara daring. Hari ini tentu kita sangat bangga dan bersyukur, meskipun banyak sekali kesibukannya namun Pak Edmon telah menyempatkan diri hadir secara langsung mengisi materi kuliah umum ini,” ujar Dr. Emelia Kontesa.

Sejalan dengan tema seminar dan kuliah umum ini, Dr. Edmon Makarim memaparkan materi slideshownya dengan judul “Notaris + PPAT Sebagai Pengemban Amanat Kepercayaan Publik (T3P) Dalam Industri 4.0/Society 5.0 Pasca UU Cipta Kerja.”

Ketua Prodi S2 MKn FH UNIB memberikan plakat dan foto bersama dengan Dr. Edmon.(foto:hms1)

Dua rangkaian kegiatan akademik yang dipandu moderator Meri Suarti, S.I.Kom, S.H ini disambut antusias puluhan mahasiswa Program S2 Kenotariatan FH UNIB. Antusiasme tersebut terlihat dengan banyaknya yang mengajukan pertanyaan dan tanggapan saat sesi diskusi. Pertanyaan paling mengemuka adalah seperti apa peluang dan tantangan serta bagaimana implementasi cyber notary di Indonesia pasca UUCK, relevansinya terhadap UU ITE dan UU PDP (Perlindungan Knowledge Pribadi), UU Kearsipan, dengan mengingat bahwa Notaris itu sendiri telah mempunyai Undang-Undang tersendiri yaitu UUJN sebagai dasar menjalankan kewenangan dan praktiknya sehari-hari.

Bagi Dr. Edmon Makarim apa yang ditanyakan para mahasiswa tersebut memang sudah menjadi konsen pembahasannya baik sebagai akademisi maupun peneliti sejak puluhan tahun lalu. Sehingga untuk menjawab pertanyaan mahasiswa, dengan satai dia menjelaskan satu persatu dan pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa cyber notary sangat memungkinkan untuk dilaksanakan di tengah zaman yang serba canggih saat ini, apalagi pada batang tubuh (norma) UUJN sendiri tidak diatur tentang keharusan dan larangan praktik cyber notary dalam pembuatan akta otentik.[Penulis : Purna Herawan/Humas].

Dr. Edmon foto bersama dengan para Notaris/PPAT dan mahasiswa S2 MKn FH UNIB.(foto:hms1)

Penasehat Menteri Kelautan Kuliah Umum di UNIB, Bahas Pulau Enggano

MANTAN Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang kini menjadi Penasehat Menteri, Prof. Dr. Ir. Rokhimin Dahuri, MS, memberikan kuliah umum tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan, di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu (UNIB), Rabu (23/8/2023).

Rektor dan para Wakil Rektor bersama Gubernur dan Prof. Rokhimin menuju GLT UNIB.(foto:hms1)

Kuliah umum ini diselenggarakan Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB yang diikuti ratusan mahasiswa dan dosen. Tujuannya, selain untuk menambah wawasan dan pengkayaan ilmu pengetahuan, juga untuk membuka cakrawala berpikir kaum intelektual tentang bagaimana mengimplementasikan ilmu pengetahuan terhadap pengembangan suatu daerah atau kawasan sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya di Pulau Enggano.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna milik Maskapai Susi Air dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Soekarno.

Para dosen dan ratusan mahasiswa Prodi Kelautan FP UNIB antusias mengikuti kuliah umum.(foto:hms1)

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Standing tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Menariknya materi kuliah umum ini membuat mahasiswa dan para dosen sangat antusias mengikutinya dari awal sampai akhir. Bahkan, tidak hanya mahasiswa, Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA juga tampak serius mengikuti kegiatan bernuansa akademis ini hingga akhir acara.

Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah memberikan arahan dan mengikuti kuliah umum.(foto:hms1)

Dalam jadwal panitia, gubernur memang dimita untuk memberikan sambutan dan pengarahan. Namun karena materi kuliah umum ini menyangkut Pulau Enggano yang menjadi salah satu locus pembangunan dalam program strategis Pemerintah Provinsi Bengkulu, maka gubernur rela mengkesampingkan agenda lainnya demi untuk menyerap informasi dan pengetahuan yang dipaparkan Prof. Rokhimin Dahuri.

“Ini bukan saja karena materi kuliah umumnya yang menarik, tapi juga karena pematerinya, Prof. Rokhimin Dahuri, merupakan orang yang betul-betul ahli, skilled di bidang ini. Karena itu, Saya membersamai adik-adik mahasiswa pada kuliah umum ini untuk sama-sama menyerap informasi dan pengetahuan dari Prof. Rokhimin. Berbagai informasi dan pengetahuan ini akan kita jadikan bahan analisis ketika akan menentukan kebijakan dalam upaya pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan baik yang sedang dilakukan saat ini maupun di masa akan datang,” ujar Gubernur Dr. Rohidin Mersyah.

Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Prof. Rokhimin Dahuri ketika beraudiensi dengan Rektor UNIB dan saat memberikan kuliah umum di GLT UNIIB.(foto:hms1)

Prof. Rokhimin Dahuri sendiri adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia period Kabinet Gotong Royong tahun 2004 di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia merupakan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB College dan saat ini dipercaya sebagai Penasehat Menteri Perikanan RI dan juga Penasehat Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Kelautan dan Perikanan.

Sebelum memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di GLT UNIB, Prof. Rokhimin disambut baik dan melakukan audiensi dengan Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri di ruang kerja rektor. Pada diskusi ini, kedua pihak melakukan pembahasan tentang rencana kolaborasi dan sinergisitas pengembangan pembangunan Pulau Enggano. Sebab, selama ini sudah banyak penelitian dan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dosen dan mahasiswa UNIB di Pulau Enggano.

“Tadi kita sudah berdiskusi dengan Prof. Rokhimin tentang bagaimana meningkatkan sinergisitas dan kolaborasi antar berbagai pihak dalam mengembangkan pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam dan kultur budaya setempat. Pembahasan-pembahasan lanjutkan akan terus kita laksanakan dan saling berbagi informasi serta gagasan melalui kuliah umum ini merupakan langkah yang sangat positif dalam berkontribusi bagi pembangunan daerah,” ujar Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Rektor UNIB sampaikan sambutan dan usulan pola pendekatan pembangunan Pulau Enggano.(foto:hms1)

Rektor menambahkan, mengingat banyaknya potensi kelautan yang belum terungkap dan belum dikelola secara maksimal, ditambah dengan keunikan-keunikan dan posisi strategis Pulau Enggano, maka sudah selayaknya Provinsi Bengkulu menjadikan Pulau Enggano sebagai Stasiun Lapang Kelautan untuk pengembangan riset kelautan dengan kekhasan pada ekosistem pesisir dan laut dalam (deep sea). Stasiun Lapang Kelautan yang diinisiasi Universitas Bengkulu ini nanti akan menjadi pusat unggulan riset (Heart of Excellence) di Wilayah Samudera Hindia bagian Barat Sumatera.

“Minggu lalu Saya bersama para Wakil Rektor telah berkunjung ke Pulau Enggano dalam rangka KKN Kolaborasi UNIB dan UGM di 6 (enam) desa yang ada di Enggano. Saya melihat Enggano adalah pulau yang sangat eksotis, menyimpan banyak kekayaan alam, flora dan fauna serta kultur budaya. Dalam pembangunan Enggano menurut Saya penting menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan sehingga berdampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat dan juga pelestarian alam dan lingkungan,” papar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Prof. Rokhimin membagikan bukunya “Indonesia Poros Maritim Dunia” kepada gubernur dan rektor.(hms1)

Sebelumnya Dekan Fakultas Pertanian UNIB, Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS mengucapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin Dahuri yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu, pengalaman dan wawasan kepada para mahasiswa dan dosen UNIB tentang bagaimana strategi pengembangan pembangunan Pulau Enggano yang terpadu dan berkelanjutan.

“Juga kepada Bapak Gubernur dan Ibu Rektor UNIB, kami mengucapkan terimakasih karena telah membersamai kami dalam kegiatan kuliah umum ini. Menurut Saya kuliah umum hari ini sangat istimewa dan semoga memberikan banyak manfaat bagi kita semua,” ujarnya.

Pemberian buku kepada Dekan FP UNIB dan pemberian Sertifikat dari Prodi Kelautan UNIB kepada Prof. Rokhimin Dahuri sebagai ucapan terimakasih.(foto:hms1)

Jalannya kuliah umum dipandu Dosen Kelautan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Yarjohan, SPi, M.Si. Di sela-sela acara, Prof. Rokhimin membagikan buku karangannya kepada Gubernur, Rektor, Dekan FP UNIB dan Ketua Program Studi Kelautan. Di akhir acara, Prof. Rokhimin memberikan semangat dan motivasi kepada para mahasiswa UNIB untuk terus belajar sehingga nanti dapat menjadi pemimpin yang berkualitas. [Penulis : Purna Herawan/Humas].

Gubernur berdiskusi dengan mahasiswa dan melakukan sesi foto bersama.(foto:hms1)
Prof. Rokhimin Dahuri tampak semangat berbagi ilmu pengetahuan, ide-ide dan gagasan serta konsep strategi untuk pengembangan pembangunan Pulau Enggano yang terpadu dan berkelanjutan.(foto:hms1)

Kuliah Umum dan Bedah Buku – Universitas Ciputra

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA MEMPERSEMBAHKAN ACARA “KULIAH UMUM DAN BEDAH BUKU”

Tema : “Kepemimpinan Konsekuensial: Menginspirasi dan Berdampak Bagi Organisasi”

Opening Speaker : Dessyratna Putry, S.Sn,L., M.Hum (Media Sains Indonesia)

MC : Anjar Rahman, S.Pd., M.M. (Occasion & Edukasi Media Sains Indonesia)

Moderator : Martin Yehezkiel Sianipar, S.E., M.Si. (Editor Buku)

Speaker :
Tim Penulis Buku, dimana salah satuny adalah dosen Program Studi Tourism-Culinary Enterprise (CBZ), Ibu Irra Chrisyanti Dewi.

Sabtu, 29 Juli 2023
13.00 s.d 15.00 WIB
Zoom Video Convention

Acara ini membahas mengenai:

  1. Perubahan iklim menentukan jaman dan memengaruhi ekonomi world secara luas. Globalisasi melukiskan gambaran suram tentang sumber daya alam yang menipis
  2. Pendidikan dipandang sebagai aspek integral dari perubahan iklim dan dipandang sebagai katalis untuk pembangunan sosial ekonomi.
  3. Efek pertbahan iklim yang drastis dirasakan oleh generasi mendatang sehingga pendidikan memainkan peran besar dalam penyebaran pengetahuan dan keterampilan ketika mengatasi masalah perubahan Iklim.
  4. Inexperienced management di sektor pendidikan adalah salah satu cara untuk menciptakan lebih banyak kesadaran tentang perubahan iklim dan menanamkan isu-isu perubahan iklim pada peserta didik di masa mendatang.
  5. Inexperienced management adalah gaya yang mendukung pada perlindungan lingkungan world dan mempertimbangkan mitigasi serta ketahanan perubahan iklim sebarai sarana pembangunan berkelanjutan
  6. Pendidik harus diberikan pelatihan in-service agar dapat mengadopsi inisiatif inexperienced school
  7. Pendidik dan peserta didik dapat menjadi inexperienced leaders dan menjadi duta inisiati fperubahan iklim di desa dan masyarakat pada umumnya

 


Submit Views: 2