Tag: University

FARMASI UAD MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN FACULTY OF PHARMACY ANKARA UNIVERSITY TOKYO

FARMASI UAD MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN FACULTY OF PHARMACY ANKARA UNIVERSITY TOKYO

              Yogyakarta (11/11/2023)- Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengunjungi Universitas Ankara di Turki pada tanggal 19 Oktober 2023. Dalam upaya meningkatkan kerjasama di bidang Internasional, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan dengan Universitas Ankara, telah resmi menandatangani perjanjian kerjasama dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Settlement (MoA). Kerjasama ini bertujuan untuk memperluas kerangka kerja kolaborasi antara kedua institusi Pendidikan Tinggi. Sesuai dengan misi Fakultas Farmasi UAD yaitu “Menjadi Fakultas Famasi yang unggul dan inovatif dalam skala nasional dan internasional, berkontribusi kepada kepentingan bangsa dan dijiwai nilai-nilai Islam”, Fakultas Farmasi UAD secara progresif berusaha membangun kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Pada bulan Oktober ini telah dilakukan penanda tanganan nota persetujuan (MoA) antara Fakultas Farmasi UAD dan Fakultas Farmasi Ankara Universiti, Turki.

               Pada kesempatan ini, perwakilan Farmasi UAD hadir ke Ankara adalah apt. Lalu Muhammad Irham, Ph,D dan apt. Yudha Rizky Nuari. Delegasi Farmasi UAD disambut hangat oleh Kantor Urusan Internasional Ankara Universiti dan para pengelola dan staf Farmasi Ankara Universiti. Pada kesempatan ini, apt Lalu Muhammad Irham, Ph.D memberikan kuliah tamu (visitor speaker) dengan tema “Precision Medication and Challenges in Analysis and Scientific Implementation”. Kemudian disusul penyampaian materi oleh Apt. Yudha Rizky Nuari, M.Sc. memberikan kuliah tamunya yang berjudul” the nanomedicine lecture is Nanocarriers for Nucleic Acid Supply”. Antusiasme para peserta yang terdiri dari professor dan mahasiswa baik stage S1, S2 maupun S3 sangat tinggi dalam mengikuti sesi ini.  Hal ini terlihat dari diskusi yang terjadi dalam discussion board ini. Setelah sesi tanya jawab dilaksanakan penyerahan sertifikat beserta kenang-kenangan dari dekan farmasi Ankara Universiti langsung kepada para delegasi dari UAD yaitu pak Lalu dan Pak Yudha.

 

 

Guru Besar IPB College Paparkan Konsep Blue Financial system untuk Pulau Enggano

GURU Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB College, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS menjadi pemateri pada Kuliah Umum bertajuk “Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan” di Gedung Layanan Terpadu (GLT) Universitas Bengkulu, Rabu (23/8/2023).

Prof. Rokhmin ketika memberikan kuliah umum kepada mahasiswa UNIB.(foto:hms1)

Dalam paparannya di hadapan Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA dan para dosen serta mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian UNIB, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan period Presiden Megawati Soekarnoputri ini juga menjelaskan tentang konsep Blue Financial system (Ekonomi Biru).

Mengutif pendapatnya sendiri, menurut Prof. Rokhmin, definisi Ekonomi Biru (Blue Financial system) adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa (items and providers) yang dibutuhkan umat manusia secara berkelanjutan (Dahuri, 2015).

“Definisi itu sangat relevan untuk dikedepankan ketika kita membahas tentang bagaimana mengembangkan potensi kelautan di Provinsi Bengkulu khususnya Pulau Enggano. Sebab, sebagaimana kita ketahui bahwa Pulau Enggano memiliki banyak sekali sumber daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan, baik sektor pertanian, perikanan dan kelautan, pariwisata dan kultur budaya yang unik.

Prof. Rokhmin sebagai Penasehat Ahli Gubernur Bengkulu bidang Kelautan dan Perikanan sangat bersemangat membahas tentang konsep pembangunan Pulau Enggano.(foto:hms1)

Namun untuk mewujudkan pembangunan Pulau Enggano secara terpadu dan berkelanjutan tentu bukan hal yang mudah dan membutuhkan peran serta, kolaborasi dan sinergisitas program dari berbagai pihak, termasuk pihak akademisi dalam hal ini seperti Universitas Bengkulu yang telah memiliki banyak sumberdaya manusia yang mumpuni.

Peran UNIB dalam peningkatan pembangunan Pulau Enggano dapat dilakukan antara lain dengan melakukan R & D yang mendalam tentang ekosistem, keanekaragaman hayati, potensi SDA, dan tantangan lingkungan yang dihadapi Pulau Enggano. Luaran dari R & D ini dapat menjadi landasan dasar bagi perencanaan pengelolaan wilayah yang berkelanjutan.

Prof. Rokhmin ketika memberikan buku karangannya kepada Gubernur dan Rektor UNIB.(foto:hms1)

Kemudian, mendirikan atau mengembangkan program studi yang fokus pada pengembangan potensi yang ada di Pulau Enggano, dalam hal ini ilmu lingkungan, ilmu kelautan dan perikanan, kehutanan, bioteknologi, penerapan industri 4.0, dan pariwisata.

Selanjutnya, dapat dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan dan program pendidikan kepada masyarakat lokal tentang praktik-praktik berkelanjutan dalam pertanian, perikanan, pengelolaan sampah, dan lain-lain. Serta melakukan kolaborasi penelitian dan proyek bersama  dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal untuk menginisiasi proyek-proyek berkelanjutan yang dapat menghasilkan solusi konkret dalam pengelolaan wilayah dan SDA.

Pulau Enggano sendiri merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Samudera Hindia. Secara administrasi, Pulau Enggano adalah satu kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah penduduk lebih kurang 4000 jiwa. Untuk menuju ke pulau ini, bisa dilakukan dengan menggunakan perahu motor atau pesawat terbang. Dari Pelabuhan Pulau Baai akan memakan waktu perjalanan selama 12 jam, sementara pesawat terbang hanya dilayani pesawat perintis jenis Cessna dengan lama penerbangan 45 menit dari Bandar Udara Fatmawati Kota Bengkulu.

Luas Pulau Enggano lebih kurang 400,6 Km2, satu kecematan yang terdiri dari enam desa yaitu Kahyapu, Meok, Malakoni, Kaana, Apoho dan Banjarsari. Jaraknya sekitar Ibukota Provinsi Bengkulu sekitar 156 km atau 90 mil laut.

Pada 2 Maret 2017, Presiden Joko Widodo menetapakan Pulau Enggano bersama 110 pulau kecil lainnya sebagai pulau berstatus pulau-pulau kecil terluar. Standing tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

Prof. Rokhmin menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk kemajuan Pulau Enggano.(hms1)

Dengan mencermati kondisi Pulau Enggano yang letaknya jauh dari pusat kota Provinsi Bengkulu, dengan segala hambatan-hambatannya, namun memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, maka menurut Prof. Rokhmin sepatutnya pengembangan Pulau Enggano mengacu pada ciri ekonomi trendy.

Ciri ekonomi trendy antara lain ukuran unit usaha memenuhi economic system of scale, menerapkan ISCMS (Built-in Provide Chain Administration System), menggunakan teknologi mutakhir pada setiap mata rantai Provide Chain System, dan mengikuti prinsip-prinsip sustainable improvement.

“Untuk memajukan Pulau Enggano harus dengan mannequin pembangunan berskala besar, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena itu, kolaborasi dan sinergisitas antar berbagai pihak merupakan suatu keharusan,” papar Prof. Rokhmin Dahuri.

Bagaimana langkah-langkahnya, menurut Prof. Rokhmin yang pertama penting dilakukan adalah menyusun dan menyesuaikan implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), harus dibuat terpadu antara darat dan laut. Minimal 30% wilayah Pulau Enggano dialokasikan untuk kawasan lindung (protected areas), selebihnya untuk berbagai kegiatan ekonomi (sektor) pembangunan.

Selanjutnya, lakukan upaya untuk mendorong terlaksananya kegiatan ekonomi utama yang dapat dibagi dalam delapan sektor, yaitu perikanan budidaya (laut, payau, dan perairan tawar); perikanan tangkap; pariwisata; pertanian (tanaman pangan, hortikultur, perkebunan, dan peternakan); Hutan Tanaman Industri dan non-timber merchandise (madu, damar, dll); industri pengolahan berbasis SDA terbarukan; industri bioteknologi; dan pusat logistik maritim IORA (Indian Ocean Rim Affiliation).

Semua kegiatan ekonomi (pembangunan) diatas harus ditempatkan sesuai dengan land and water suitability-nya, dan intensitas pembangunannya tidak melampaui daya dukung lingkungan (Environmental Carrying Capability). Kemudian, whole ukuran dan perputaran ekonomi semua sektor pembangunan diatas khususnya perikanan tangkap, harus besar (big-push improvement mannequin) supaya dapat mengatasi excessive price economic system akibat remoteness, rendahnya akesibilitas dan konektivitas, dengan tetap tidak melebihi daya dukung lingkungan.

Selanjutnya kata Prof. Rokhmin, semua kegiatan ekonomi harus useful resource effcient, zero-waste dan zero-GHG emission, dan laju pemanfaatan SDA tidak melampui renewable capability-nya. Secara bertahap, tapi cepat, melakukan transisi energi, dari energi fosil (batubara dan minyak) ke energi terbarukan dan bersih (matahari, angin, hidro, ocean, dan lainnya). Terutama photo voltaic power.

Prioritaskan masyarakat lokal yang melakukan kegiatan pembangunan, investasi, dan bisnis.

Lalu, undang investor stage Propinsi Bengkulu, Nasional, dan International untuk bekerjasama dengan investor (masyarakat) lokal di dalam menjalankan investasi dan bisnis di sektor-sektor ekonomi prioritas (perikanan tangkap). Lakukan revitalisasi dan pembangunan infrastruktur baru (pembangkit listrik berbasis EBT, jalan, listrik, telkom, web, jaringan irigasi, pelabuhan, bandara, dll) sesuai kebutuhan untuk mendukung kegiatan ekonomi diatas.

Lakukan juga peningkatan kapasitas (information, abilities, experience, etos kerja, dan akhlak) masyarakat lokal melalui program Diklatuh. Dan langkah terpenting adalah para pemangku kebijakan harus memastikan bahwa kebijakan politik dan ekonomi (moneter, fiskal, iklim investasi, dan Ease of Doing Enterprise) tetap dalam kondisi yang kondusif.

“Saya pikir Enggano akan menjadi pulau yang maju dan mampu berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian Bengkulu jika semua langkah dan tahapan tersebut mampu dilaksanakan secara baik. Saya sendiri akan berusaha meyakinkan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan agar membantu kemajuan Pulau Enggano dan berupaya mencarikan investor yang tepat untuk menggerakkan potensi ekonomi di pulau terluar tersebut,” ujar Prof. Rokhmin.

Rektor UNIB menyambut baik kuliah umum ini dan menyarankan agar pembangunan Pulau Enggano ke depan dapat dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.(foto:hms1)

Sementara itu, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc dalam sambutnya memberikan apresiasi kepada Fakultas Pertanian yang telah menyelenggarakan kuliah umum dengan tema yang sangat relevan ini. Rektor juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Rokhmin Dahuri yang telah menyempatkan waktu berbagi ilmu dan pengetahuan kepada mahasiswa UNIB.

Terkait dengan Pulau Enggano kata Rektor, adalah permata alam yang memiliki keindahan luar biasa, ekosistem yang kaya, dan budaya yang beragam. “Saya bersama para Wakil Rektor seminggu yang lalu baru saja berkunjung ke Pulau Enggano. Kami mengunjungi 6 (enam) desa di sana dan melihat berbagai potensi yang ada. Indah dan eksotis sekali pulau ini,” ungkap Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Pulau ini tambah Rektor, mencerminkan potensi besar yang harus kita pelihara dan kelola dengan bijaksana. Pulau Enggano juga merupakan perwakilan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang dihadapkan pada tantangan kompleks dan memiliki peluang luar biasa. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa cara untuk menghadapi tantangan ini adalah melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.

“Pendekatan terpadu dan berkelanjutan dengan penetapan zona-zona dan kawasan konservasi sebagai lapisan perlindungan ekosistem pesisir yang rapuh menurut saya merupakan suatu strategi yang ampuh,” ujar Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya menjelaskan bahwa pendekatan ini dapat mencakup pemantauan dan pengelolaan berkelanjutan, teknologi pertanian yang cerdas, perlindungan hutan mangrove, serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan yang terpadu dan berkelanjutan.

Pemberian cindera mata dan sertifikat kepada Prof. Rokhmin sebagai ungkapkan terimakasih.(foto:hms1)

Pantauan Tim Humas UNIB, kuliah umum yang dipandu Dosen Kelautan Fakultas Pertanian UNIB Dr. Yarjohan, SPi, M.Si ini disambut antusias oleh para mahasiswa. Pada sesi diskusi, sejumlah mahasiswa angkat tangan untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan, namun karena keterbatasan waktu maka hanya dua penanya yang diberikan kesempatan.

Tak hanya mahasiswa dan dosen, Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA juga mengikuti kuliah umum ini hingga selesai. Juga hadir Wakil Rektor IV UNIB Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Si, Dekan Fakultas Pertanian UNIB Prof. Dr. Ir. Dwi Wahyuni Ganefianti, MS, Ketua Prodi Kelautan FP UNIB Dr. Deddy Bakhtiar, serta undangan lainnya.

Acara ini dikahiri dengan pemberian cindera mata berupa plakat Fakultas Pertanian UNIB dari Dekan kepada Prof. Rokhmin Dahuri dan pemberian sertifikat dari Ketua Prodi Kelautan FP UNIB sebagai ungkapkan terimakasih kepada Prof. Rokhimin yang telah menyempatkan diri menjadi pamateri pada kuliah umum ini.[Penulis : Purna Herawan/Humas].