Tag: Rektor

Rektor UNIB Sambut Baik Peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-26

SEHARI menjelang dilakukannya peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-26 bertajuk “Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi” oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim pada tanggal 29 Agustus 2023, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, telah menyatakan sambutan positif dan dukungan terhadap peluncuran tersebut.

Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc di ruang kerjanya.(foto:hms1)

Sambutan positif dan dukungan terhadap kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-26 diungkapkan Rektor UNIB melalui video testimoni yang dikirimkan ke Kemendikbudritek, Senin (28/8/2023). Tak hanya Rektor, dosen dan mahasiswa UNIB juga sangat antusias serta sangat mengapresiasi dilaksanakannya transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan tinggi oleh Kemendikbudristek.

“Kami menyambut baik, antusias dan bersemengat sekali atas transformasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Akreditasi Pendidikan Tinggi yang menjadi tajuk Merdeka Belajar Episode Ke-26. Bagi UNIB, transformasi ini sangat relevan untuk mewujudkan visi dan misi UNIB. Kita bisa lebih fleksibel dalam mengarahkan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sesuai dengan kondisi potensi lokal dan kekhususan yang dimiliki yaitu hutan tropis dan pengelolaan daerah kawasan pesisir pantai,” ujar Dr. Retno Agustina.

Rektor UNIB bersemangat menyambut peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-26.(foto:hms1)

Lalu, dengan dilakukannya transformasi standar akreditasi perguruan tinggi dimana beban pembiayaannya ditanggung oleh Pemerintah, tentu bagi UNIB yang memiliki 82 program studi, hal ini sangat menguntungkan karena beban administrasi berkurang drastis dan dosen-dosen bisa lebih fokus pada penyiapan mutu pembelajaran dan mutu lulusan dalam rangka menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul masa depan.

“Sebanyak 82 program studi yang ada di UNIB tentu akan merasakan manfaatnya dalam hal efesiensi pembiayaan akreditasi, karena biaya akreditasi dalam kebijakan Merdeka Belajar Efisode Ke-26 ini menjadi beban pemerintah. Pengelola program studi dan fakultas bisa lebih leluasa dan lebih fokus dalam peningkatan mutu pembelajaran dan mutu lulusan,” papar Dr. Retno Agustina Ekaputri.

Dua Hal Elementary Dalam Merdeka Belajar Episode Ke-26

Dikutif dari Siaran Pers Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretriat Jenderal Kemendikbudristek yang dilansir laman https://merdekabelajar.kemdikbud.go.id tanggal 29 Agustus 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim hari ini meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-26 yang bertajuk Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Ke-26.(ist.humas diktiristek)

Peluncuran ini menandakan bahwa sejak dihadirkannya berbagai kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019, 10 dari 26 episode Merdeka Belajar berfokus kepada transformasi pendidikan tinggi.

“Pendidikan tinggi memiliki peran penting sebagai pendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, persiapan SDM unggul, dan sebagai tulang punggung inovasi. Selain itu, pendidikan tinggi adalah jenjang yang paling dekat dengan dunia kerja dan masyarakat; lulusan perguruan tinggi dituntut untuk dapat berkontribusi dengan baik. Itu mengapa kami meletakkan titik berat pada transformasi jenjang pendidikan tinggi, ” jelas Mendikbudristek.

Episode Merdeka Belajar kali ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

“Ada dua hal basic dari kebijakan ini yang memungkinkan transformasi pendidikan tinggi melaju lebih cepat lagi. Pertama, Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang lebih memerdekakan, di mana Standar Nasional kini berfungsi sebagai pengaturan framework dan tidak lagi bersifat preskriptif dan element, diantaranya terkait pengaturan tugas akhir mahasiswa. Kedua, sistem akreditasi pendidikan tinggi yang meringankan beban administrasi dan finansial perguruan tinggi,” terang Mendikbudristek.

Merdeka Belajar Episode Ke-26 memudahkan perguruan tinggi untuk lebih fokus dalam meningkatkan mutu Tridharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat.

Sebelumnya, Standar Nasional Pendidikan Tinggi bersifat kaku dan rinci sehingga perguruan tinggi kurang leluasa merancang proses dan bentuk pembelajaran sesuai kebutuhan keilmuan dan perkembangan teknologi. Misalnya saja, syarat kelulusan yang tidak relevan dengan zaman dan alokasi waktu yang diatur sampai per menit per minggu dalam satu satuan kredit semester (sks).

Contoh transformasi terkait Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang lebih memerdekakan dijabarkan Menteri Nadiem pada acara peluncuran. Salah satunya terkait standar penelitian dan standar pengabdian. “Beberapa perubahan adalah penyederhanaan lingkup standar penelitian dan standar pengabdian kepada masyarakat dari delapan standar menjadi tiga standar ; penyederhanaan pada standar kompetensi lulusan; dan penyederhanaan pada standar proses pembelajaran dan penilaian,” kata Mendikbudristek.

Lebih lanjut Mendikbudristek mencontohkan transformasi terkait Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi. “Beberapa pokok perubahan terkait sistem akreditasi pendidikan tinggi adalah standing  akreditasi yang disederhanakan; biaya akreditasi wajib sekarang ditanggung pemerintah; dan proses akreditasi dapat dilakukan pada tingkat unit pengelola program studi,” terangnya.

Pada bagian lain Siaran Pers ini, terdapat informasi tentang penyederhanaan standar kompetensi lulusan karena tidak lagi dijabarkan secara rinci dan kaku, serta memberikan otonomi yang lebih kepada perguruan tinggi. Misalnya saja tugas akhir mahasiswa yang tidak hanya skripsi, tesis dan disertasi, tetapi dapat berbentuk prototipe, proyek, atau bentuk lainnya.

Penyederhanaan tugas akhir ini akan meningkatkan mutu lulusan. Jika program studi sarjana atau sarjana terapan sudah menerapkan kurikulum berbasis proyek atau bentuk lain yang sejenis, maka tugas akhir dapat dihapus atau tidak lagi bersifat wajib.

Sementara itu, mahasiswa program magister atau magister terapan dan doktor atau doktor terapan wajib diberikan tugas akhir (tesis dan disertasi), namun tidak perlu diterbitkan di jurnal. Berbagai opsi tersedia bagi perguruan tinggi untuk menentukan penilaian terhadap mahasiswa.[Penulis : Purna Herawan/Humas dan kutifan Siaran Pers].

10 Fakta Risa Santoso, Rektor Termuda di Indonesia yang Berusia 27 Tahun. Ternyata Jebolan Harvard!

Biasanya anak muda berusia 20-an tahun masih sibuk kuliah dalam berbagai jenjang. Namun ternyata, ada gadis berusia 27 tahun yang sudah menjadi rektor alias pemimpin kampus! Dialah Risa Santoso, anak muda yang pintar dan telah meraih berbagai prestasi. Risa juga mempunyai penampilan fisik yang menarik. Jadi kebanggaan kampus nih! Beruntung banget ya para mahasiswa yang kuliah di kampus Risa~

Untuk mengenal sosoknya lebih dekat, yuk simak fakta seputar Risa Santoso. Siapa tahu bisa memotivasimu untuk berprestasi di bidang pendidikan~

1. Masih berusia 27 tahun, Risa Santoso baru aja dilantik sebagai rektor di Institut Teknologi Bisnis (ITB) ASIA Malang. Hebat banget ya!

Risa telah dilantik sebagai rektor by way of media.skyegrid.id

2. Risa lahir pada 27 Oktober 1992. Sejak muda, dia terbiasa merantau ke tempat-tempat yang jauh. Bahkan sampai ke luar negeri~

Risa di Italia by way of www.instagram.com

3. Gadis ini mempunyai latar belakang pendidikan yang mumpuni. Risa adalah lulusan S1 di College of California, Amerika Serikat. Dia mengambil jurusan ekonomi

Risa saat masa kuliah by way of www.instagram.com

4. Setelah lulus S1, Risa melanjutkan S2 di Harvard College jurusan pendidikan. Hebatnya lagi, dia berhasil meraih beasiswa LPDP untuk kuliah di sana

Ternyata jebolan Harvard by way of www.instagram.com

5. Jauh sebelum menjadi rektor, ternyata Risa pernah bekerja di Kantor Staf Presiden! Dia menjabat sebagai Tenaga Ahli Muda pada Agustus 2015 hingga Februari 2017

Risa sebagai staf kantor presiden by way of www.instagram.com

6. Selain pintar, Risa juga cantik. Tapi dia sudah mempunyai seorang kekasih yang tampan. Jadi buat para cowok jomlo, sabar ya~

Kekasih Risa saat ini by way of www.instagram.com

7. Salah satu hobi Risa adalah touring. Di akun media sosialnya, dia memajang sejumlah foto saat sedang liburan ke luar negeri

Risa saat liburan by way of www.instagram.com

8. Risa pernah menjadi Direktur Pengembangan Bisnis di Kampus Institue ASIA. Dia menjabat di posisi ini sejak Februari 2017 sampai beberapa waktu lalu

Risa bersama Ahok by way of www.instagram.com

9. Risa juga mempunyai banyak pengalaman organisasi dan magang. Dia pernah menjadi tutor ekonomi, matematika dan statistik di Diablo Valley School

Risa bersama Luhut Panjaitan dan Yenny Wahid by way of www.instagram.com

10. Dengan dilantiknya Risa sebagai Rektor Institut Teknologi Bisnis (ITB) ASIA Malang, berarti dia menjadi rektor termuda di Indonesia. Risa telah mengalahkan Riki Saputra, rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) yang menjabat di usia 36 tahun

Risa saat dilantik menjadi rektor by way of www.suara.com

Hebat ya prestasi yang diraih Risa Santoso! Ini bukti kalau anak muda Indonesia itu hebat-hebat. Semoga Risa bisa menjalankan tugasnya sebagai rektor dengan baik.


Rektor Kunjungi Mahasiswa KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Enggano

SEJARAH tercatat pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNIB periode ke-100 tahun 2023. Dimana Rektor beserta para Wakil Rektor UNIB untuk pertama kalinya melakukan kunjungan dalam rangka Monitoring dan Evaluasi (MONEV) KKN di Pulau Enggano yang merupakan pulau terluar Indonesia berada di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.

Rektor dan para Wakil Rektor UNIB menaiki pesawat jenis Cessna Grand Caravan Susi Air.(foto:ist/Yef).

Rektor perempuan pertama di UNIB ini, Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc, didampingi Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Dr. Mochamad Lutfi Firdaus, S.Si, M.Si, Wakil Rektor II Bidang Sumberdaya Yefriza, S.E, MPPM, Ph.D, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Candra Irawan, S.H, M.Hum, dan Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. Irfan Gustian, S.Si, M.Sc, mereka tiba di Pulau Enggano, Selasa siang (8/8/2023).

Rektor dan para Wakil Rektor beserta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Dr. Deddy Bahktiar dan Camat Enggano Susianto M.D yang satu penerbangan, tiba di Bandar Udara Enggano setelah terbang selama 45 menit menaiki “burung besi” jenis Cessna C208B Grand Caravan milik Maskapai Susi Air. Pesawat perintis berpenumpang 11 orang tersebut bertolak dari Bandara Fatmawati Soekarno Kota Bengkulu pukul 11.30 WIB. Pesawat ini merupakan sarana transportasi orang dan logistik yang terbang ke Pulau Enggano dua kali seminggu yaitu pada hari Selasa dan Kamis.

Rektor dan para Wakil Rektor UNIB tiba di Bandara Udara Enggano disambut Koordinator dan Ketua P3KKN LPPM UNIB, Wakil Ketua PPID UNIB serta Camat Enggano.(foto:p3kkn)

Tiba di Pulau Enggano, Rektor dan para Wakil Rektor dijemput untuk menuju salah satu destinasi wisata andalan di pulau tersebut yaitu Space Pantai Bak Blau di Desa Meok. Tak hanya menikmati jernih birunya pantai Bak Blau, di space ini Rektor dan rombongan juga dijamu makan siang dengan nuansa laut.

Usai menikmati wisata alam yang eksotis, Rektor dan para Wakil Rektor langsung menuju Aula Kantor Camat Enggano untuk melaksanakan aktivitas Monitoring dan Evaluasi KKN UNIB Periode ke-100. Kegiatan Monev KKN ini berbeda dengan di daerah lain, karena KKN yang dilakukan di Pulau Enggano adalah KKN Kolaborasi UNIB dan UGM, dimana pesertanya adalah 35 mahasiswa dari UNIB dan 30 mahasiswa dari Universitas Gadjah Madah (UGM) Yogyakarta.

Rektor dan rombongan mengunjungi salah satu desatinasi wisata andalan di Pulau Enggano.(foto:p3kkn)

Monev KKN digelar dalam bentuk sharing session, dimana masing-masing kelompok KKN yang merupakan gabungan mahasiswa UNIB dan UGM, melakukan presentasi di hadapan Rektor dan para Wakil Rektor serta Camat dan unsur pemerintah setempat lainnya. Koordinator kelompok memaparkan tentang program-program KKN yang telah dilaksanakan dan luarannya serta rekomendasi untuk keberlanjutan program.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, 65 orang peserta KKN Kolaborasi UNIB-UGM tiba di Pulau Enggano pada Rabu, 28 Juni 2023. Mereka melaksanakan KKN di 6 (enam) desa di Pulau Enggano selama lebih kurang 50 hari. Keenam desa lokasi KKN adalah Desa Kahyapu, Kaana, Malakoni, Apoho, Meok, dan Desa Banjarsari. Mereka didampingi dua dosen pembimbing lapangan (DPL), yaitu satu dari UNIB Dr. Ir. Deddy Bakhtiar, M.Si dan satu dosen dari UGM Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut, M.Si, IPU.

Rektor foto bersama di lokasi objek wisata Bak Blau yang menyajikan pemandangan eksotis.(foto:p3kkn)

Pada sharing session, perwakilan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Khayapu menjelaskan, selama KKN mereka melaksanakan 4 (empat) program yaitu; 1. Sosialisasi Pembuatan Kokedama dengan pemanfaatan limbah serabut kelapa menjadi kerajinan bernilai guna; 2. Introduching English with ESF yang bertujuan meningkatkan minat berbahasa Inggris bagi para siswa; 3. Edukasi Sadari dan Nutrisi pada Ibu Hamil, Menyusui dan pada Balita; dan 4. Pembuatan Masterplan Mannequin Visible 3D Ekowisata Mangrove untuk melatih masyarakat dalam merencanakan secara terperinci tata letak fasilitas, jalur pejalan kaki, zona konservasi, dan infrastruktur pendukung lainnya dalam pengembangan ekowisata mangrove di Desa Kahyapu.

Berikutnya, perwakilan kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM Desa Kaana, melaporkan bahwa selama KKN telah melaksanakan 6 (enam) program, yaitu : 1. Sosialisasi manajemen keuangan keluarga dan investasi pasca panen; 2. Optimalisasi Pariwisata Pulau Enggano Melalui Pembuatan Lokasi atau Marking Location di Google Maps; 3. Gerakan Bersih Pantai dengan Melibatkan Partisipasi Masyarakat; 4. Edukasi Mitigasi Bencana Alam Tsunami dan Gempa Bumi; 5. Pengadaan RUMBER (Rumah Belajar); dan 6. Penyaluran Al-Qur’an, Iqra dan Jus Amma.

Rektor dan rombongan dijamu makan bersama dengan masakan bernuansa laut.(foto:p3kkn)

Selanjutnya, perwakilan kelompok KKN Kolaborasi Desa Malakoni, melaporkan bahwa selama kegiatan KKN mereka telah melaksanakan 6 program kerja, yaitu : 1. Mineral Blok; 2. Restorasi Tugu Selamat Datang Pulau Enggano; 3. Sekolah Alam; 4. Medical Chek-up dan pelayanan kesehatan masyarakat; 5. K3 dan PPGD; dan 6. Sosialisasi Media Pembelajaran Digital.

Selanjutnya, perwakilan kelompok KKN Kolaborasi di Desa Apoho, melaporkan bahwa mereka telah melaksanakan 4 (empat) program kerja, yaitu : 1. Penanaman bibit di kebun Desa Apoho; 2. Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan darah dan gula darah sewaktu) secara free of charge; 3. Pembuatan teknologi Bioreeftek dengan memanfaatkan limbah batok kelapa untuk konservasi terumbu karang; dan 4. Optimalisasi pemanfaatan dan pengolahan daun pisang menjadi komoditi bernilai ekonomis.

Rektor beserta rombongan melakukan Monev KKN di Aula Kantor Camat Enggano.(foto:p3kkn)

Perwakilan Kelompok KKN Kolaborasi di Desa Meok melaporkan, mereka telah melaksanakan 6 (enam) program kerja unggulan, yaitu : 1. Promosi Ekowisata dan Keanekaragaman Hayati Pulau Enggano Melalui Publikasi Artikel dan Pengisian Web site; 2. Pemeliharaan dan Optimaliasi Objek Wisata dengan Pemasangan Papan Informasi di Bak Blaw; 3. Pengenalan dan Pelatihan Robotika Dasar Bagi Pelajar SD; 4. Pengadaan Tempat Sampah di Lokasi Wisata Bak Blaw; 5. Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan darah, gula darah sewaktu, kolestrol complete) dan Edukasi Mengenai Penyakit Degeneratif; dan 6. Pelatihan Karya Sastra Berupa Penulisan Puisi Sebagai Upaya Melestarikan Budaya dan Bahasa.

Dan perwakilan Kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM di Desa Banjarsari melaporkan, mereka telah melaksanakan program PHBS; Skrining Kesehatan; Pembuatan Peta Desa; Pembukaan Pendaftaran NIB; dan Pembuatan Teknologi Biorefteek untuk menciptakan lingkungan laut yang berkelanjutan memanfaatkan limbah batok kelapa.

Perwakilan Kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM menjelaskan program yang dilaksnakan.(foto:p3kkn)

Setelah mendengarkan paparan dari masing-masing perwakilan kelompok KKN, Rektor UNIB Dr. Retno Agustina Ekaputri, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para mahasiswa KKN Kolaborasi yang telah mengabdi di Pulau Enggano dengan penuh dedikasi dan semangat.

“Program kerja yang telah ananda rancang dan laksanakan begitu bagus dan luar biasa. Semangat kolaborasi dan partisipasi aktif dengan masyarakat telah mewarnai perjalanan KKN ini, menciptakan dampak positif yang nyata bagi kehidupan masyarakat di Pulau Enggano,” ujarnya.

Perwakilan Kelompok KKN Kolaborasi UNIB-UGM presentasi pogram yang dilaksanakan.(foto:p3kkn)

Rektor menambahkan, kegiatan KKN kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dan Universitas Bengkulu yang telah dilakukan dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal” menawarkan upaya nyata dalam pengembangan desa wisata, desa digital, penanganan stunting, hingga pengembangan produk UMKM.

Program-program ini mencerminkan komitmen mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan keterlibatan secara aktif, menerapkan kegiatan berbasis lingkungan, dan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk kemajuan bersama.

Foto bersama usai acara sharing session dan Monev KKN.(foto:p3kkn).

“Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa kerjasama antara universitas, masyarakat, dan pemerintah daerah dapat menghasilkan langkah maju dalam pembangunan dan pelestarian budaya,” tutur Dr. Retno Agustina Ekaputri, seraya mengucapkan terimakasih kepada Forkompimcam, Camat Enggano, seluruh Kepala Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat, dan seluruh warga yang telah memberikan bimbingan serta kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar hidup bermasyarakat di Pulau Enggano.[Laporan : Yarjohan. Penulis : Purna Herawan/Humas].